Tausiah

Perubahan sebagai Sebuah Keharusan Bagi Tiap-Tiap Orang yang Beriman

Perubahan ini menjadi fardhu ain bagi setiap orang yang beriman, dimana tiap-tiap orang akan menerima balasan atas amal perbuatannya masing-masing.

Nusantarakini.com, Jakarta –

Setiap Manusia itu memiliki sifat alami seperti suka mengeluh, sangat bodoh, (QS. Al-Maarij (70): 19. Sifat suka membantah, (QS. Al-Kahfi (18): 54. Selalu iri hati, dendam, rakus, tamak (QS. An-Nisa (4): ayat 32. Kikir (QS. Al-Isra (17): 100. Suka bermewah-mewahan (QS. Al-Takatsur (102): ayat 1.

Dan berbagai sifat-sifat lainnya yang jika ia tidak mengubahnya, maka perilaku mereka akan seperti binatang, bahkan lebih zalim daripada Binatang ( QS. Al-Ahzab (33) : 72).

Al-Qur’an menyebutkan bahwa kerusakan di muka bumi ini disebabkan oleh ulah manusia, dan bukan oleh ulah binatang.

Dengan watak alamiah seperti itu, maka sulit untuk mengharapkan manusia akan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah, tanpa adanya perubahan watak dan perilaku alamiah tersebut.

Padahal jin dan manusia diciptakan oleh Allah SWT agar mereka menyembah (beribadah) kepada Allah.

Oleh karena itu, Allah yang menciptakan manusia, tentu mengetahui watak alami ciptaan-Nya itu, mengingatkan agar manusia mengubah sifat-sifat alaminya itu, sebagaimana firman-Nya:

لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ

lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirū mā bi’anfusihim,

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (Q.S Ar-Ra’d [13] : 11).

Dan dalam rangka perubahan watak dan perilaku itulah para Nabi dan Rasul diutus oleh Allah guna memberikan peringatan agar melakukan perubahan, menyampaikan kabar gembira bagi yang berhasil mengubah watak dan perilaku alaminya, bahwa akan disediakan pahala, dan sebaliknya bagi yang tidak melakukan perubahan akan perilaku alami itu akan terjerembab atau tersesat dalam kehidupan yang sulit dikemudian hari.

Karena watak alami seperti rakus, tamak, iri hati, suka mengeluh, suka bermewah-mewahan ini tidak mungkin dihilangkan pada diri manusia, maka pertanyaannya adalah bagaimana maksud perintah Allah untuk “mengubah diri” atau perilaku alami itu?

Pertama adalah manusia mesti memahami bahwa karakter atau watak alami yang diberikan Allah itu bertujuan untuk digunakan mencari bekal di dunia ini bagi kehidupan akhirat. Dan bukan untuk semata digunakan di dunia ini saja.

Dengan demikian perubahan pola hidup, perubahan prilaku dari akhlak tercela ke akhlak yang baik, mesti diawali dengan perubahan orientasi kehidupan dari berorientasi duniawi kepada berorientasi ukhrawi.

Dan Allah telah menyampaikan bahwa walal akhirati khairun laka minal ula (Orientasi kepada kehidupan akhirat itu lebih baik daripada orientasi kepada kehidupan duniawi semata).

Dengan demikian sifat-sifat seperti rakus, tamak, akan hal-hal yang berorientasi duniawi mesti diubah menjadi rakus, tamak terhadap hal-hal yang berorientasi ukhrawi.

Kegemaran bermewah-mewahan di dunia, mesti ditahan untuk nanti diterima sebagai balasan di akhirat. Kelak di akhirat Allah telah menjanjikan kehidupan yang jauh lebih nikmat, jauh lebih mewah daripada apa yang dapat dirasakan di kehidupan dunia ini.

Iri hati terhadap mereka yang di kehidupan dunia ini memiliki banyak harta benda, diubah menjadi iri hati kepada mereka yang banyak melakukan ketaatan dan kepatuhan kepada perintah Allah.

Dengan demikian fokus dari agenda perubahan itu tiada lain adalah melakukan perubahan orientasi kehidupan yang berfokus kepada dunia, menuju kepada kehidupan akhirat.

Inilah ciri pembeda yang paling pokok dari agenda perubahan orang yang beriman kepada kehidupan akhirat dengan orang yang tidak percaya dengan adanya kehidupan akhirat.

Perubahan ini menjadi fardhu ain bagi setiap orang yang beriman, dimana tiap-tiap orang akan menerima balasan atas amal perbuatannya masing-masing.

Karena itu agenda perubahan yang sesungguhnya adalah agenda perbaikan akhlak, agenda perbaikan watak dan perilaku.

Dan itulah misi kenabian yang harus diemban oleh setiap pribadi yang beriman kepada Allah SWT.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan-Nya kepada kita semua. [mc]

*Hasanuddin, Mantan Ketua Umum PB HMI.

Terpopuler

To Top