Nasional

Mengapa Gus Muhaimin Pilihan Tepat Cawapres Anies Baswedan? Relawan ABW Wajib Baca!

“Berbagai survei menunjukkan Anies masih perlu banyak berjuang di Jawa Tengah dan Jawa Timur, oleh karena itu calon wakil presiden dari latar belakang NU akan bisa melengkapi. Hadirlah Gus Muhaimin Iskandar Ketua PKB, yang bersedia menjadi calon wakil presiden mendamping Anies Baswedan dan menjadi bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.”

Nusantarakini.com, Jakarta – 

Kemarin 2 September 2023, dideklarasikan pasangan Capres – Cawapres Anies Baswedan – Gus Muhaimin Iskandar. Deklarasi itu sekaligus meresmikan bergabungnya PKB ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Di sisi lain Partai Demokrat yang berharap AHY menjadi Cawapres menyatakan hengkang dari koalisi. Komposisi partai pendukung koalisipun kemungkinan berubah. Tulisan ini menjawab pertanyaan banyak teman, terutama para relawan, mengapa Gus Muhaimin pilihan tepat cawapres Anies?

Sejak awal Anies Baswedan punya tujuan besar untuk menampung aspirasi rakyat Indonesia yang ingin perubahan demi perbaikan bangsa ini. Sebutlah masalah-masalah yang saat ini perlu perbaikan. Para petani mengeluh, harga pupuk mahal dan harga jual panen tak pasti. Boro-boro negara melakukan ekspor pangan, mencukupi kebutuhan sendiri saja belum mampu. Para nelayan mengeluhkan hasil tangkapan yang makin berkurang. Peralatan tangkap masih tradisional, harga solar tak terjangkau, polusi laut makin parah sehingga mereka lebih banyak menjaring sampah daripada ikan. Buruh mengeluh, upah terlalu rendah dan kebebasan berserikat yang masih belum terjamin. Pengusaha mengeluhkan biaya produksi tinggi. Tak adanya inovasi teknologi industri dalam negeri sehingga mesin-mesin musti import kesulitan perbaikan jika mesin ngadat. Biaya logistik tinggi, kemacetan, birokrasi berbelit dan masih banyak lagi.

Anies Baswedan tak mempermasalahkan dirinya berdiri di posisi apa, yang terpenting ia bisa urun rembug memperbaiki bangsa ini. Dulu Anies berinisiatif mengirimkan anak-anak muda ke pelosok nusantara menjadi pengajar muda melalui Gerakan Indonesia Mengajar. Ketika 2012 diminta jadi Menteri Pendidikan oleh Pak Jokowi, dia oke. Ketika 2016 diminta maju dalam Pilkada DKI Jakarta untuk menjadi Gubernur oleh koalisi Partai Gerindra dan PKS, ayo. Pun 3 Oktober 2022 saat dideklarasikan menjadi calon presiden dalam Pilpres 2024 oleh Partai Nasdem, Anies bersedia juga. Tujuannya bukanlah semata posisi atau jabatan, namun untuk tujuan lebih besar yaitu turun tangan memperbaiki negara dan bangsa yang saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Gagasan perubahan Anies Baswedan ini pernah dituliskannya di sebuah harian nasional dengan judul, Meluruskan Jalan, Menghadirkan Keadilan. Ada 3 pilar yang ingin beliau perbaiki: 1) demokrasi dan kesetaraan hukum, 2) ekonomi untuk semua, 3) masyarakat guyub dan sejahtera.

Setelah deklarasi Anies sebagai calon presiden oleh Partai Nasdem, bergabung Partai Demokrat dan PKS, yang lalu membuat poros koalisi bernama Perubahan untuk Persatuan. Koalisi ini membuat sebuah kesepakatan bersama dalam sebuah piagam perjanjian tertanggal 14 Februari 2023 yang isinya:
1) Namanya Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
2) Sepakat mengusung Anies Baswedan sebagai Capres.
3) Capres diberikan mandat untuk menentukan Cawapresnya dengan kriteria yang telah ditentukan.
4) Dalam waktu yang tidak terlalu lama, pasangan Capres-Cawapres dideklarasikan.
5) Capres diberi keleluasaan untuk memperluas dukungan politik.
6) Untuk menyelenggarakan keputusan KPP, dibentuk sekretariat.

Partai Demokrat setuju menyerahkan penentuan posisi cawapres kepada Anies Baswedan seperti halnya partai-partai lain. Upaya mencari calon wakil presidenpun dilakukan dengan sejumlah kriteria. Pertama, mempunyai kontribusi signifikan pada pemenangan. Kedua, bisa memperkuat barisan koalisi. Ketiga, bisa membantu menjalankan pemerintahan dengan efektif. Keempat, harus memiliki garis perubahan yang sama. Kelima, memiliki chemistry yang kuat dengan Anies. Sejumlah orang yang dianggap memenuhi kriteriapun dihubungi, satu orang diantaranya – yang sudah banyak dibicarakan orang – adalah gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Hampir mau, namun Khofifah akhirnya tidak bersedia karena sejumlah alasan.

Kesulitan mencari cawapres yang sesuai dengan kriteria akhirnya Anies Baswedan menambahkan kriteria 0 yaitu orangnya harus bersih dan berani. Kriteria bersih dan berani disampaikan karena hanya orang yang bersih dan berani yang bersedia mendampingi Anies Baswedan menjadi cawapres. Berani menanggung bully, fitnah, tekanan, bahkan dengan resiko kriminalisasi sekalipun. Kita semua tahu banyak orang ingin menjegal Anies menjadi capres.

AHY masuk dalam kriteria 0 yang dimaksud Anies, maka Anies meminta AHY untuk mau mendampinginya dalam kontestasi Pilpres. Kita semua tahu surat tulisan tangan Anies kepada AHY. Aniespun sudah mengusulkan nama AHY kembali kepada partai-partai pengusung, sebab bagaimanapun pengajuan calon presiden dan wakil presiden harus mendapatkan tanda tangan resmi dari partai pengusung nantinya.

Partai Demokrat dan PKS sepakat tetapi Partai Nasdem masih belum sepakat. Pertimbangan Partai Nasdem masuk akal, yang diinginkannya Anies menang dalam kontestasi Pilpres bukan sekedar bisa masuk bursa dan menjadi calon presiden. Untuk menang dibutuhkan calon wakil presiden yang bisa menambah dukungan suara.

Berbagai survei menunjukkan Anies masih perlu banyak berjuang di Jawa Tengah dan Jawa Timur, oleh karena itu calon wakil presiden dari latar belakang NU akan bisa melengkapi. Hadirlah Gus Muhaimin Iskandar Ketua PKB, yang bersedia menjadi calon wakil presiden mendamping Anies Baswedan dan menjadi bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Aniespun menganggap usulan Partai Nasdem rasional dan sahih, setuju menggandeng Gus Muhaimin menjadi Cawapres. Pilihan rasional sebab yang kita semua inginkan Anies Baswedan memenangkan kontestasi Pilpres agar agenda perubahan dan perbaikan bisa dijalankan.

Anies mengomunikasikan usulan baru cawapres ini kepada anggota koalisi. Partai Nasdem dan PKS setuju. Tapi Partai Demokrat tak juga menanggapi permintaan Anies untuk bertemu sampai dengan waktu deklarasi capres cawapres Anies – Muhaimin di Surabaya kemarin.

Anies Baswedan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, partai Demokratpun menyatakan keluar dari koalisi. Tak apa, dengan Partai Nasdem, PKS dan PKB – Koalisi Perubahan untuk Persatuan tetap cukup kursi untuk ikut berkompetisi di Pilpres. Kita sebenarnya berharap Partai Demokrat dapat tetap tinggal di koalisi dan berjuang bersama memenangkan kontestasi pilpres demi upaya perubahan dan perbaikan bangsa. Mementingkan agenda perubahan, bukan posisi semata.

Kehadiran Gus Muhaimin sebagai Cawapres bukan tidak mendapatkan tantangan tersendiri. Sejumlah pendukung Anies mempertanyakan posisi PKB yang selama ini berada di koalisi pemerintah. Jawabannya mudah saja. Agenda perubahan dan perbaikan yang dibawa oleh Anies bersama partai koalisi ini bukanlah sikap anti pemerintahan Jokowi. Yang dimaksud perubahan adalah melanjutkan apa yang sudah baik, dan memperbaiki yang kurang. Anies dan Koalisi Partai Perubahan tidak mengusung sikap total oposisi, bukan juga posisi anti Jokowi, tetapi posisi rasional obyektif. Berteman sambil tetap memelihara sikap kritis.

Ada juga yang mempertanyakan, bagaimana dengan Gus Muhaimin yang masih menyisakan kasus “Kardus Durian”? Kasus itu terjadi pada tahun 2011 dan para pelakunya sudah dijatuhi hukuman pada tahun 2012. Gus Muhaimin menyatakan tak tahu menahu terhadap kasus suap itu. Sampai sekarangpun ada yang masih terus mencoba mengait-ngaitkan Gus Muhaimin terhadap kasus itu, tapi tak terbukti. KPK sendiri mengatakan kesulitannya membuktikan terutama karena 2 saksi kunci telah meninggal dunia. Gus Muhaimin belum terbukti terlibat dalam kasus “Kardus Durian.” Mari kita ikuti azas praduga tak bersalah yang diikuti dalam penegakan hukum.

Ada plus yang lain dari Gus Muhaimin selain bahwa beliau berasal dari PKB yang notabene berlatar belakang NU, yaitu Gus Muhaimin adalah teman lama Mas Anies Baswedan di Jogja. Sama-sama lulusan UGM, sama-sama aktivis pula yang terbiasa memperjuangan keadilan bagi warga. Gus Muhaimin juga melengkapi Anies Baswedan karena punya pengalaman lama di legislatif.

Kini Anies Baswedan dan Gus Muhaimin Iskandar telah resmi menjadi pasangan Capres – Cawapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Sudah pula terjawab kenapa Gus Muhaimin adalah pasangan yang tepat untuk cawapres Anies Baswedan. Mari kita dukung dan menangkan kontestasi Pilpres 2024. [mc]

*Tatak Ujiyati, Inisiator Forum Komunikasi Antar Simpul Relawan Anies Baswedan. 

(Catatan Pagi FB, 3 september 2023).

Terpopuler

To Top