Politik

Ada Yang Dendam Ideologis dengan Rekor 212, Komporin NU Pecahkan Rekor dengan Isu Tolak Fullday School. Coba Kalau Sanggup!

Nusantarakini.con, Jakarta –

Rekor massa aksi simpatik pada 2 Desember 2016 menjadi basyiro bagi kaum Muslimin Indonesia. Tapi tidak bagi kaum selainnya.

Kaum selain itu yang bercampur dengan kaum munafikun amat kesal, sakit hati dan benci setengah mampus dengan terjadinya kejadian yang tak mereka inginkan itu. “Bisa-bisanya plot sejarah di luar kemauan kita lolos begitu saja. Ini tidak boleh lagi terjadi. Ini harus kita tutup dari kenangan, kesadaran dan imajinasi rakyat Indonesia,” begitu pikiran yang menggelegak dari kaum selain 212 itu.

Maka segala stigma yang sanggup mereka kenakan dialamatkan pada figur-figur penggerak 212 dan citra massa 212 itu. Mulai dari metode keras hingga “suap kesenangan” duniawi. Citra 212 yang sejatinya unjuk ketundukan kepada Allah, karena ada rangkaian shalat jumat di lapangan monas dan jalan-jalan raya itu, mereka rusak dengan label macam-macam. Begitulah kaum itu menampakkan ketidakridlaannya. Mereka tidak ridla terhadap agama ini.

Sekarang keridlaan itu bukannya pada, malah makin menyala-nyala membakar jiwa mereka. Memang makin dipendam api amarah, maka dia akan makin panas dan di dalam jerami jiwa mereka.

Sadar massa mereka tidak seberapa, maka massa umat yang dimanipulasilah yang berprospek untuk dimanfaatkan bagi ambisi mereka untuk memecahkan rekor yang diraih 212 yang lalu.

Kenapa bagi mereka ini penting, karena ini soal legitimasi kekuasaan mereka dan penguasaan terhadap kesadaran Indonesia.

Sekarang tersedia kesempatan bagaimana mengeksploitasi kebijakan fullday school yang menimbulkan reaksi dari NU.

Mengherankan sekali begitu gegap gempitanya PBNU memberi reaksi terhadap kebijakan fullday school itu seolah seluruh saluran telah macet untuk mengubah kebijakan tersebut. Atau jangan-jangan memang ada udang di balik bakwan. Pura-pura mereaksi fullday school, yang ditarget sebetulnya untuk memecahkan rekor 212 sekaligus menggeser menteri yang kebetulan dari Muhammadiyah.

Lagi pula, sepenelusuran data, kebijakan fullday school itu telah dikoreksi oleh Mendikbud. Sekarang urusannya ada pada Sekneg. Pertanyaannya, kenapa Sekneg tidak buku mulut bahwa kebijakan akan diperbaharui untuk mengakomodasi tuntutan NU. Bukankah pula, petinggi NU biasanya langsung online dengan penguasa? Jangan main mata, Bung. Rakyat tidak bodoh dan jangan sekali-kali kalian bodohin dan manipulasi demi ambisi kekuasaan kalian.

Salah seorang pengurus sayap NU berkokok, bila Fullday School tidak dicabut, dia serukan untuk tidak memilih Jokowi nanti dan lebih baik golput. Sejak kapan NU Golput, bung? Pura-pura kali ente.

Solusi

Nanti kalau perkembangan eskalasinya mengarah pada demo besar-besaran warga NU, sebagai rakyat tidak boleh manut dan taklid buta. Tanya, kemana arah demo ini? Apakah untuk memecahkan rekor 212 seperti plot kaum yang tidak ridla itu, atau sekedar menggusur Mendikbud Muhadjir?

Kalau ada apa-apa dimana demo itu berujung onar, seret kalian petinggi dan penggerak serta pendana demo itu supaya tanggung jawab. Jangan lagi mau dikadalin terus atas nama jam’iyyah.

Cermati hari-hari ini kemana mereka mengarahkan isu. Ingat, bahwa petinggi NU bukan lawan penguasa, tapi sejatinya kolaborator penguasa. Jadi tidak mungkin mereka melawan penguasa. Jika melawan penguasa, musti tujuannya lain, yaitu merekonsolidasi kekuasaan di tingkat rakyat akar rumput. Itu tuh maksud sebenarnya mereka. Jangan mau diperdaya dan dibodohi.

Kalau juga harus berlanjut ke arah itu, biarkan uang pendananya bocor. Kita akan lihat, seberapa kuat dana mereka sanggup memecahkan rekor Aksi 212 yang 7 juta massa itu. Apalagi sudah jelas niatnya hanya perebutan nasi duniawi, orang tidak akan berduyun-duyun ke Monas jika tak ada uang. Biarin aja bohir-bohir mereka terkuras dan marah-marah seperti yang terjadi pada Aksi mereka, kaum yang tidak ridla itu, di tanggal 4 Desember 2016 alias 412 yang norak bin katrok itu.

Ayo, majulah kalian demo untuk puaskan ambisi kalian untuk memecahkan rekor 212. Coba, kalau berani. Gunakan massa mana saja yang mau diperalat!

 

~ John Mortir

 

 

Terpopuler

To Top