Nasional

Mesin Parkir Raib, Kalijodo Dikuasai Preman Lagi. ‘Sunan Kalijodo’ ke Mana Ya?

Nusantarakini.com, Jakarta – 

Tribunnews.com melansir, sebanyak lima unit mesin parkir meter yang dipasang Pemerintah Provinsi DKI di pinggir Jalan Kepanduan II atau dekat lingkungan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo telah raib.

Ironisnya, paska raibnya mesin parkir tersebut, sejumlah orang diduga preman setempat memungut parkir dengan tarif tertentu.

Pantauan Warta Kota juga merekam adanya sejumlah motor dan mobil pengunjung taman berjejer di Jalan Kepanduan II, Tambora, Jakarta Barat. Pengunjung taman yang kendaraannya diparkir di bibir jalan itu membayar parkir yang diminta juru parkir liar. Untuk motor Rp 5.000 dan mobil Rp 10.000.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada informasi apa alasan pemerintah untuk mencabut kelima mesin parkir tersebut. Warta Kota juga belum mendapatkan respon dari Kepala Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi (Kasudinhubtrans) Kota Administrasi Jakarta Utara, Benhard Hutajulu dan Kepala Dinas Perhubungan dan Trasnportasi (Kadishubtrans) DKI Jakarta, Andri Yansah, baik dikonfirmasi via telepon maupun via pesan singkat.

Salah seorang pengunjung Taman warga Tebet, Andre (31) mengaku tidak tahu soal adanya mesin parkir meter yang kini raib. Namun ia mengeluh karena sebelumnya hanya membayar parkir mobil Rp 5.000, kini menjadi Rp 10.000.

Pengunjung lainnya, Jessica (39), warga Bekasi, Jawa Barat, juga sempat kaget ketika tahu biaya parkir kendaraaan roda empat naik dua kali lipat menjadi Rp 10.000.

“Saat ini ini saya baru sadar, tadi ketika parkirin mobil itu harus bayar dulu, Rp 10.000 lagi mintanya tuh tukang parkir. Biasanya diminta uang parkir kalau mau pulang dan itu hanya Rp 5.000. Sementara motor Rp 2.000. Saat saya tadi parkir, saya langsung diminta tuh Rp 10.000. Gayanya kayak preman lagi. Tadi ya saya nanya kok mahal banget, kan biasanya cuma Rp 5.000. Dia itu bilang ‘Udah naik bu jadi ceban (Rp 10.000). Kalau motor goceng (Rp 5.000) bu. Kalau kemahalan jangan parkir di sini bu’, ngomongnya gitu. Kan sayanya juga rada shock gimana ya dengar tukang parkir bilang begitu,” beber Jessica di area skatepark kepada Tribunnews, Jakarta (24/4/2017).

Abibah (34), warga di Kawasan Koja, Jakarta Utara juga mengutarakan hal yang sama.

“Emang sih mas tadi bayar parkir motor Rp 5.000 dan biasanya hanya Rp 2.000-an saja. Saya sih enggak masalah sama biayanya, cuma cara minta duit parkirnya itu loh, si tukang parkir kayak malak,” tuturnya.

“Markir goceng bos buruan’. Gitu mintanya, Ya rada takut juga sih saya. Kalijodo malah seremnya keluar lagi deh tuh. Saya sih yakin mas itu orang yang jaga parkir preman ya,” imbuh Abibah.

Abibah yakin kalau dari penampilannya, mereka itu bukan anggota Dishub, ia juga melihat di dekat parkiran itu sudah tidak ada mesin parkir, padahal dulu ada.

Yang tidak biasa adalah sepinya komentar Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait kasus raibnya mesin parkir di RPTRA Kalijodo, area prestisius kebanggaannya karena berhasil menggusur pangkalan prostitusi ini. Sampai ada yang menyematkan dia dengan gelar “Sunan Kalijodo”.

Pertanyaannya, ke manakah dan bagaimana kabar “Sunan Kalijodo” setelah keok dalam pilkada kemarin? Benarkah adanya rumor bahwa dia sedang merancang ke Macao? Kita tunggu respon dia selanjutnya. (mc)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top