Martimus Amin: Ahok Sengaja Dipakai Sebagai Corong Pemecah Belah NKRI

Nusantarakini.com, Jakarta-

Ketua Qomando Masyarakat Teraniaya (Qomat) Martimus Amin mengatakan, pengkhianatan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kembali ditunjukkannya secara gamblang. Kepada media asing, kata Amin, Ahok menjelaskan bahwa peserta aksi bela Islam 4 November 2016 adalah demonstran bayaran dan mendapat bayaran Rp 500 ribu perorang.

“Pernyataannya yang sangat bersifat fitnah dan asal-asalan ini sengaja disampaikan Ahok untuk mempolitisasi tuntutan hukum umat Islam atas kasus penistaan agama yang dilakukannya,” kata Amin dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi Nusantarakini.com, Jakarta (17/11/2016).

“Sekaligus untuk maksud mencoreng kredibilitas Indonesia di mata internasional,” tambahnya.

Amin juga sangat menyayangkan sikap Ahok yang dengan entengnya menyatakan ia tak mau mengungkap siapa yang mendanai aksi. “Pernyataan yang sangat tidak bertanggung jawab itu telah dilaporkan peserta aksi dari Iluni ITB kepolisian,” bebernya.

Menurut Amin, pernyataan Ahok persis seperti diekspos oleh LSM komprador asing terkait tentang adanya ribuan korban pemerkosaan etnis keturunan pada peristiwa kerusuhan 1998. Setelah diinvestigasi ternyata tudingan tidak benar sama sekali. Karena sangat tidak logis di tengah terjadi kebakaran hebat seseorang mampu melakukan pemerkosaan. Diketahui data diperoleh dari Kedubes AS. Dimana warga keturunan yang ingin bekerja supaya mudah mendapat visa, mereka mendaftarkan diri sebagai pemohon suaka politik. Kebijakan Negara AS memberikan kemudahan bagi warga negara lain tinggal di negaranya untuk perlindungan politik

“Dengan gagahnya juga Ahok memproklamirkan diri seperti sosok Nelson Mandela pejuang Apartheid Afrika Selatan. Nelson melawan penjajahan rezim apartheid keturunan Francis atas tanah airnya. Sementara Ahok bisa digolongkan sebagaimana umumnya segelintir warga keturunan lainnya yang bergelimang fasilitas dan menikmati glomour madu pembangunan ditengah himpitan kehidupan kaun pribumi yang tertindas,” terang Amin.

Amin prihatin, hanya di Indonesia saja orang-orang seperti Ahok bertingkah semaunya. Membeli hukum dan politik serta menghina mayoritas. Andai ia hidup di negara lain seperti di Barat maka ia telah ditempatkan oleh masyarakat dan penguasa disana dalam gorong-gorong penuh lumpur.

“Dapat diduga Ahok memang dipakai sebagai corong pemecah belah bangsa Indonesia. Bagian dari agenda  tersembunyi konspirator asing yang tak ingin Indonesia menjadi bangsa  bersatu dan hebat. Ada dua poros yang bermain. Salah satunya koalisi rezim berkuasa sat ini dan Cina raya yang ingin menggeser hegemoni Barat,” pungkasnya. (*mc)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *