Nasional

Berikut Kata Ulama dan Tokoh yang Hadir dalam Doa Bersama Puluhan Ribu Massa di Masjid Istiqlal

Nusantarakini.com, Jakarta-

Tabligh (Silaturahim) Akbar dan Doa untuk Kepemimpinan Ibu Kota Negara akhirnya tetap dilangsungkan di Masjid Istiqlal, setelah sebelumnya acara tersebut sempat dibatalkan sepihak oleh pengelola Masjid Istiqlal. Namun pembatalan oleh Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) ini justru memicu antusiasme umat Islam untuk menghadiri acara tersebut yang dihadiri oleh puluhan ribu umat Islam.

Berikut kutipan dari tokoh-tokoh dan ulama yang ikut serta menghadiri acara tersebut menurut laporan Ust Azhar Azis Sal Domiro K, Minggu, Jakarta (18/9/2016):

KH BACHTIAR NASIR
“Kita sepakat tidak ada politik praktis di masjid kalau itu adalah berbicara tentang partai atau menyerukan memilih kandidat tertentu. Tapi yang kita bicarakan adalah dakwah siyasah syar’iyyah, yaitu dakwah amar makruf nahi munkar. Kalau salah memilih pemimpin, bahaya!”
KH. DIDIN HAFIDHUDDIN
“Siapa yang paling berjasa bagi negara dan bangsa? Ummat Islam, para kiyai dan santri. Peran ini tidak bisa dikecilkan. Negara ini merdeka dengan dipimpin para ulama, kyai, dai dan tokoh Islam.

Sekarang ini kita dilanda masalah besar. Mari menyatukan bangsa, agar yg memimpin adalah muslim. Kita doakan DKI dipimpin pemimpin baru. Pemimpin yang cinta umat. Bukan pemimpin kasar, arogan, suka gusur rakyat. Di masjid ini kita berdoa, Semoga Allah Ta’ala memberikan kita pemimpin yang terbaik. Berikan kami pemimpin yang tidak kasar dan arogan.

Siapa pemimpin terbaik? Yaitu orang yang beriman. Kedua shalat, susah kalau pemimpin tidak pernah shalat, tidak mengerti etika Islam. Gaduh terus.”
HIDAYAT NUR WAHID
“Dari masjid kita membangun peradaban. Dari masjid kita menghadirkan pemimpin Muslim. Masjid Istiqlal artinya masjid yang memghadirkan kemerdekaan. Adalah masjid yang membela kaum lemah, menghadirkan kesejahteraan.

Kalau sampai bukan umat Islam yang memenangkan pilkada DKI, maka kita ummat Islam harus introspeksi diri.

Di masjid-masjid kita suarakan kepemimpinan muslim. Bahwa umat Islam butuh pemimpin Muslim di tengah masyarakat mayoritas Muslim.

Bila kita tidak peduli terhadap pemimpin kita, tunggulah waktunya dimana anak-anak kita dirusak dan orang tua kita tidak di hormati”.

UST. FADHLAN GARAMATHAN
“Semua harus jawab salam dengan suara yang keras agar semua orang yang mendengar dan menonton menjadi gentar. Hari ini kita menguatkan tekad, tidak boleh ada kezhaliman di negeri ini. Kalau Jakarta sudah rusak, maka daerah lain bisa turut rusak. Kita jaga aqidah tauhid ini. Kalau kita biarkan kezhaliman, maka bisa jadi doa kita tidak lagi dikabulkan.
Ulama menangis karena terjadi kedzaliman di negeri ini. Tidak boleh ada penggusuran rakyat kecil. Umara harus punya hati membangun bangsa bersama ulama. Wahai umat Islam, ulama tidak tidur. Ulama tidak kelaparan. Tidak boleh ulama yang lapar karena akan mudah dibayar.

Selama matahari terbit dari timur jangan sampai kedzoliman merajalela di negeri ini, jika matahari sudah terbit dari barat maka perjuangan kita sudah sia-sia”
HABIB RIZIQ 
“Allah pasti menjadi penyempurna agama. Allah tidak akan pernah membiarkan agama-Nya dipermainkan. Ummat Islam tidak bisa berputus asa.

Hai umat Islam jangan takut jatuh. Kalau 1.000 kali jatuh, 1.000 kali kita harus bangkit. Siap bangkit! Siap bersatu! Siap tidak putus asa.

Siap bela Allah? Siap bela Islam? Siap bela Alquran? Siap bela Nabi? Tapi kalau dibilang teroris? Keras? Ditangkap? Apa jawabannya? Masa bodoh!

Mau memilih pemimpin kafir? Mau memilih Ahok? Tapi bayar? Tapi cerdas? Tapi ustadz dikasih duit? Tapi menaikkan umrah? Apa jawabnya? Masa Bodoh!!

Katanya lebih pemimpin kafir tapi tidak korupsi daripada pemimpin muslim tapi korupsi? Ini pendangkalan aqidah.

Besok, akan ada muslimah bilang, kalau begitu, lebih baik menikah pria kafir asal jujur!! Boleh tidak? Halal apa haram?
Tapi ganteng? Masa bodoh!!!
Lebih pemimpin kafir tapi tidak korupsi daripada pemimpin muslim tapi korupsi. Seolah-olah pemimpin muslim buruk semua? Apakah kita kurang stok?

Disini ada Hidayat Nur Wahid, Bachtiar Nasir, KH Didin Hafiduddin. Di luar masih banyak lagi. Apakah mereka tidak baik? Jangan pikir orang Islam tidak ada.

Di sini ada Yusril Ihza Mahendra. Ada Sandiaga Uno. Ada adhiyaksa Dault. Ada Ihsanuddin Noersi. Ada dari kalangam wanita pun, ada Bu Risma. Banyak tidak? Banyak sekali!

Siapa yang larang kita shalat dzuhur di Istiqlal? Siapa yang larang kita istighazah di Istiqlal? Siapa yang larang kita silaturahmi di Istiqlal? Mana orangnya?”

PROF. DR. AMIEN RAIS
“Janganlah sebagian kalian merendahkan sebagian yang lain.  Jangan sampai kita mudah diadu domba oleh pihak tertentu lewat berbagai informasi di media sosial, karena mereka punya banyak cara untuk menggiring ummat kepada perpecahan, sebagai muslim kita harus, berhusnudzon sesama muslim, jangan berpecah, dan tidak mudah terpancing dengan uang/harta.
Dalam Islam, ada 2 jenis kelompok, Hizbullaah dan Hizbusy-syaithan.
At Taubah: 36. Orang musyrikin, orang kafir memerangi kita secara kaaffah. Maka kita juga hadapi dengan semua kekuatan yang ada. Mereka memerangi dengan media, intimidasi, iming-iming dll.” (*mc)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top