Perjalanan

Sangat Realiatis! Patung Biawak di Wonosobo Bikin Kaget Pengguna Jalan

Di pinggir Jalan Raya Nasional Ajibarang-Secang, Desa Krasak, Selomerto, Wonosobo, ada bangunan baru yang bikin heboh: Tugu Biawak!

Nusantarakini.com, Wonosobo –

“Patung biawak ini dibuat realistis banget, sampai banyak yang mengira itu biawak beneran.” Tapi yang lebih mengejutkan, patung ini dibangun hanya dengan anggaran sebesar 50 juta rupiah, menggunakan dana desa. Pencapaian ini membuat banyak orang terkesan karena dengan dana terbatas, bisa dihasilkan karya seni publik yang berkualitas tinggi.

Perbandingan pun tak bisa dihindari, terutama dengan patung-patung lain yang sempat viral sebelumnya, seperti Patung Macan Cisewu yang dikenal dengan tampilannya yang unik. Namun, kasus Patung Biawak ini justru menunjukkan bahwa jika dana pembangunan digunakan dengan tepat, hasilnya bisa luar biasa dan membanggakan.

Karya ini bukan hanya mempercantik desa, tapi juga jadi simbol kreativitas dan transparansi penggunaan anggaran. Semoga ini bisa jadi contoh baik untuk proyek-proyek serupa di daerah lain.

Lalu, siapakah seniman bertangan dingin yang menghasilkan karya Patung Biawak tersebut?

Arianto! Ya, dialah penciptanya. Pria jebolan STSI Surakarta yang akrab di sapa Ari ini rupanya lama berkecimpung pada dunia seni lukis dan seni rupa. Seiring berjalannya waktu, secara otodidak ia mulai belajar membuat patung hingga karya terbaiknya dapat terkenal seperti saat ini.

Dilasir TribunBengkulu.com, terkait besaran nominal pembuatan Tugu Biawak ini, Ari pun enggan menyebut angka pastinya, ia mengatakan, tidak sampai menembus angka Rp1 miliar.

“Saya sebagai seniman itu sebetulnya kurang etis menyebut nominal. Kalau tahu prosesnya ini saja saya ngawali sampai ibaratnya berhutang. Kalau kok ditulis Rp50 juta, uh banyak sekali,” ucap Ari.

“Saya di-dawuhi Bupati dan dengan dana seadanya saya pasti buat semampu saya. Misal saya dikasih Rp1 miliar, 4 penjuru mata angin tak bangun, serius,” sambungnya.

Diceritakannya dalam membuat Tugu Patung abiawak ini ia rela membeli biawak sungguhan untuk diobservasi agar karya yang akan dibuatnya dapat betul-betul sesuai aslinya.

Ia mengungkapkan, kesulitan dalam membuat seni patung adalah menciptakan ruh dalam patung tersebut agar bisa dinikmati orang yang melihat.

“Jadi karya sebagus apapun ketika tidak punya ruh, sel, ataupun jiwa ya kurang. Dalam karya itu ya menurut saya seperti orang cantik tapi juga harus yang smart,” tutur Ari.

“Jadi semoga karya-karya yang nanti tercipta ya cantik, ya pintar,” terangnya.

Ia berharap, ke depannya dapat membuat patung kembali dengan karya yang lebih megah dari ini dan ia dedikasikan karyanya untuk Kabupaten Wonosobo tercinta.

Secara fisik, Tugu Patung Biawak ini memiliki tinggi 7 meter dengan lebar 4 meter. Tampak secara kasat mata Patung Biawak berwarna hitam dengan corak kuning sedang merayap di sebuah batu dengan lidah yang menjulur keluar dan menoleh ke arah kiri.

Sebetulnya pengerjaan tugu ini masih belum selesai sepenuhnya, masih ada finishing dan penambahan pada area di sekitarnya, seperti taman dan bangku-bangku untuk menambah keestetikaannya. Meskipun begitu tugu ini berhasil menarik perhatian masyarakat.

Tidak sedikit pengguna jalan yang sengaja berhenti untuk berfoto dan mengabadikan gambar Tugu Krasak Menyawak ini. [mc/map]

Sumber: Tribun Network & Facebook.

Terpopuler

To Top