Internasional

Benarkah Amerika Menciptakan Perang Proxi di Asia: India vs Pakistan?

Nusantarakini.com, Jakarta –

Setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengobarkan perang tarif (perang dagang) untuk menekan dan melemahkan Tiongkok yang ternyata gagal total. Kini Trump seperti pria mabuk di bar yang masih meminta minuman gratis sambil membalikkan meja dan menciptakan kekacauan tingkat global.

Pada awal april yang lalu, Pakistan mengungkapkan bahwa kemungkinan besar India akan melancarkan serangan militer terhadap Pakistan dalam beberapa hari ke depan.

Pernyataan ini merupakan dasar penilaian komprehensif berdasarkan berbagai sumber intelijen, yang mana Perdana Menteri India, Narendra Damodardas Modi, telah memberikan wewenang penuh kepada pasukan garis depan untuk mengambil tindakan militer secara mandiri.

Ini adalah pelepasan kontrol yang dilakukan Modi kepada pasukan garis depan di Kashmir yang dikuasai India. Dan ini juga sebagai perintah penyerangan terhadap Pakistan.

Sejak tanggal 24-29 April 2025 sudah terjadi baku tembak kecil selama 5 hari berturut-turut di wilayah perbatasan Pakistan-India dalam skala pertempuran yang semakin meningkat. Drone-drone India yang masuk ke wilayah Pakistan ditembak jatuh oleh pihak Pakistan.

India mengerahkan jet tempur campuran dari Rusia, Perancis dan Amerika melakukan patroli siaga di wilayah Kashmir. Selanjutnya jet tempur tersebut menunjukkan indikasi mencoba menginvasi wilayah udara Pakistan.

Pakistan menggunakan radar buatan China untuk mengunci posisi mereka. Para pilot India langsung kabur mundur tanpa sempat menoleh ke belakang.

Sebelum gesekan ini meletus, media Barat melaporkan bahwa pesawat-pesawat angkut militer AS telah mengirim banyak sekali senjata ke India.

Trump adalah tipe orang yang tidak akan berburu, jika tidak melihat kelinci. Trump adalah murni seorang pebisnis, maka India harus bisa memberikan konsensi besar untuk AS.

Dengan AS memberikan bantuan besar-besaran kepada India, besar kemungkinan akan pecah perang yang meningkat menjadi perang besar.

Mengapa Trump menyalahkan api peperangan di sekitar Sang Naga? Dan kenapa justru Pakistan yang merupakan mitra strategisnya Tiongkok yang dijadikan sasaran?

Trump memiliki beberapa rencana licik. Antara lain, apalagi perang membesar bagaimana sikap People’s Liberation Army (PLA)–Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, apakah hanya berdiri di pinggir sambil menonton? (Menguji kesabaran PLA?).

Ini akan dijadikan sesuatu untuk memecah belah mitra strategis Tiongkok di seluruh dunia, media barat akan penen berita. “Lihatlah, Pakistan dibiarkan berjuang sendirian sudah terdesak dan babak belur. Abang besarnya–Tiongkok–tidak bisa menolongnya.”

Namun, apabila PLA Tiongkok terlibat perang langsung yang panjang sepeti Rusia vs Ukraina untuk membantu Pakistan, maka Trump akan menyalakan api peperangan di wilayah Asia Pasifik Laut China Selatan.

Ini pasti akan melibatkan boneka lainnya; seperti Philipina, Taiwan dan Jepang. Di sini Trump akan memecah kekuatan Tiongkok dengan memaksa PLA Tiongkok untuk terlibat langsung dalam perang.

Ini adalah rencana licik dan jahat dari Trump untuk memecah kekuatan Tiongkok. Memecah koalisi mitra Tiongkok dan sekaligus menguji kekuatan PLA Tiongkok.

Trump tidak akan peduli dalam peperangan itu berapa banyak orang yang mati dan berapa besar dampak negatif terhadap Asia Pasifik, yang penting tujuannya adalah keuntungan. Karena di dalam perang tarif dengan Tiongkok, Trump tidak mendapatkan apapun selain jatuhnya harga diri dan kekacauan di dalam negerinya sendiri.

Sebetulnya Trump telah kehabisan kartu untuk menjatuhkan Tiongkok. Karena meskipun dengan menciptakan perang pun dapat diramalkan akan gagal.

Karena dengan pengalaman perang langsung Tiongkok dengan India, MC MAHON LINE tahun 1962, yang hanya berlansung singkat dalam waktu hanya 30 hari, pasukan India menderita kekalahan telak dan lari terbirit-birit lebih dahsyat daripada kuda zebra yang berlari di Afrika.

Maka strategi licik Trump yang memprovokasi perang Pakistan vs India ini pun akan gagal total. Karena kuncinya terletak pada serangan kilat yang singkat untuk menghancurkan instalasi sistem militernya dan menang besar.

PLA Tiongkok tidak akan membiarkan kerusuhan Pakistan vs India berkepanjangan seperti Ukraina-Rusia. Karena Asia Barat Pakistan adalah jalur sabuk dan jalan BRI sebagai pintu keluar ke Timur Tengah hingga ke Eropa.

PLA Tiongkok sudah jauh-jauh hari dipersiapkan untuk mengawal pertumbuhan ekonomi Tiongkok maupun dunia global dan melindungi mitra strategisnya supaya tidak diganggu negara bajak laut seperti AS.

Maka dapat diramalkan rencana dan strategi Trump memprovokasi perang untuk mendapatkan keuntungan dapat dikatakan akan gagal total lagi. [mc]

Jakarta, 4 Mei 2025.

*Chen Yi Jing, Pemerhati Geopolitik dan Ekonomi. 

Terpopuler

To Top