Internasional

Ancaman Kekuatan Militer Tiongkok yang Diciptakan Amerika Serikat

Nusantarakini.com, Jakarta –

TIONGKOK baru-baru ini berhasil melakukan uji coba rudal hipersonik merupakan senjata yang sangat canggih dan mematikan. Dengan kecepatan lima kali suara atau bahkan lebih, rudal hipersonik mampu menghantam target dengan cepat dan presisi tinggi.

Tiongkok telah mengembangkan rudal hipersonik yang mampu mengelilingi dunia sebelum menyerang, kemampuan yang belum pernah ada sebelumnya. Kecanggihan rudal hipersonik buatan Tiongkok memperlihatkan bagaimana rudal tersebut dapat meluncur dengan cepat dari peluncurannya di darat-udara atau laut dengan mencapai kecepatan hipersonik dalam waktu singkat.

Sementara Amerika Serikat melakukan uji coba Rudal Hipersonik AGM-183 A (ARRW). Rudal jelajah hipersonik dilepas pantai California Selatan pada tanggal 13 Maret yang lalu dan mengalami kegagalan untuk keempat kalinya dalam uji coba yang menunjukkan kemungkinan besar Ameriak Serikat akan berhenti dalam pengembangan rudal hipersoniknya.

Pada sisi lain keberhasilan uji coba dan kecanggihan dari rudal hipersonik Tiongkok direspon dengan isu-isu sebagai ancaman bagi keamanan dunia global. Ancaman keamanan untuk negara- negara di regional Asia Pasifik dan ancaman untuk keamanan dalam negeri Amerika Serikat.

Isu ini diciptakan oleh Amerika Serikat sebagai propaganda mendeskreditkan Tiongkok untuk menciptakan musuh bersama. Karena Amerika Serikat menganggap Tiongkok seperti dirinya sendiri yang selama beberapa dekade ini menggunakan kekuatan militernya untuk menindas, membully dan mejarah milik negara ketiga.

Perjanjian Plaza Accord

Laju pertumbuhan ekonomi Jepang yang sangat cepat dan mengesankan di era tahun 70-an dan 80-an yang secara langsung telah menekan ekonomi Amerika Serikat. Pada saat itu USD ter-apresiasi lebih dari 48% dengan Dollar yang kuat memberi tekanan pada industri Manufactur AS. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan besar seperti Caterpilar, IBM dan lain-lain terancam bangkrut.

Dan perusahaan-perusahaan besar itu melobi Kongres AS untuk turun tangan menekan Jepang sehingga terjadilah perjanjian “Plaza Accord.” Berbagai kesepakatan ditandatanganinya salah satunya adalah penipuan terhadap mata uang USD yang dipaksa untuk terdepresiasi terhadap Yen Jepang dengan melalui intervensi di pasar-pasar mata uang.

Perjanjian yang sempat direvisi sampai dengan 3 kali yang semuanya untuk keuntungan Amerika Serikat hingga tahun 1990, membuat ekonomi Jepang menjadi tidak berkembang selama 3 dekade ini. Dan banyak perusahaan perusahaan Jepang dijarah dan dibuat bangkrut yang salah satunya adalah Toshiba.

Kenapa Jepang tidak berdaya menghadapi penindasan, pem-bully-an dan pejarahan dari Amerika Serikat? Karena Jepang tidak memiliki kekuatan militer yang cukup untuk melawan kekuatan militer Amerika Serikat dan sekutunya.

Kekuatan Militer Tiongkok untuk Menjaga Kedaulatan Negara dan Mengawal Pertumbuhan Ekonomi Global 

Tiongkok memiliki luas wilayah 9.6 juta km2 dan mengelola seperti manusia dari populasi dunia 1,4 miliar lebih, yang terdiri dari 56 suku bangsa dan berbagai macam kepercayaan agama. Memiliki 21 negara tetangga, sehingga minimal ada 21 kasus yang berbeda. Karena masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan pasti etnis campuran seperti Dai, Kazakh, WA, Rusia, mongolia dan lain-lain. Sehingga di belakang negara ada pengaruh politik kekuasaan dan pengaruh sejarah negara lain.

Kalau Tiongkok tidak memiliki militer yang kuat dan pemerintah agak melonggarkan penguasaan nya,maka etnis minoritas di daerah perbatasan dapat menggunakan berbagai isu sejarah sebagai alat tawar menawar dan dapat memicu munculnya konflik dalam skala kecil sampai besar.

Pada saat yang sama cenderung menarik kekuatan dari luar, sehingga menimbulkan separatis seperti yang terjadi di Xin-Jiang, Xi-Chang (Tibet), Hongkong maupun Taiwan.

Belt and Road Initiative (BRI) Mengejar Pertumbuhan Ekonomi Global untuk Kemakmuran Bersama

Tahun 2013 di Kazakhstan, Presiden Tiongkok, Xi Jin Ping mengumumkan untuk menghidupkan kembali jalur perdagangan sutra kuno menjadi one belt one road. Kemudian diubah menjadi jalur perdagangan sutra modern abad 21, Belt Road Initiative (BRI) yang memiliki tujuan membangun dunia bersama-sama mengejar pertumbuhan ekonomi global untuk kemakmuran bersama.

Pepatah Tiongkok Kuno mengatakan: YaoXiang Fu, Xian Xiu Lu (kalau mau sejahtera harus bangun jalan dulu).

Proyek Belt and Road Initiative adalah terfokus pada pembangunan infrastruktur darat dan laut serta segala sarana pendukungnya. Membangun connectivity untuk memperoleh sistem transportasi yang efektif, efisien dan murah akan memungkinkan ekspor/import secara efektif dan akses pasar yang lucrative/dinamis.

Mengembangkan ekonomi, mengejar pertumbuhan ekonomi khususnya negara-negara terkait dalam proyek BRI. Yang merupakan mitra dagang strategis dengan membangun dunia secara bersama-sama untuk mencapai tujuan kemakmuran bersama.

Sebagai contoh: negara-negara di Afrika yang beberapa dekade yang lalu hanya ada perang dan kemiskinan. Setelah Tiongkok menyokong mereka dengan investasi bersama dengan proyek BRI-nya yang hanya dalam beberapa dekade kemudian menjadi makmur dan kaya.

Dengan penduduk yang lebih dari 1,2 milliar jiwa ini akan tercipta Big Market yang Lucrative untuk kembali mengonsumsi semua produk-produk dari Tiongkok.

Inilah yang disebut membangun bersama dunia ini dengan saling menguntungkan dan berbagi kemakmuran.

Saat ini Tiongkok adalah pabrik dunia dengan 124 Negara sebagai mitra dagang dan mengelola 100 pelabuhan di 65 negara yang tergabung dalam komunitas bersama.

Mitra dagang yang strategis dengan output ekonomi sebesar 3,5 Triliun USD lebih untuk tahun 2022, sedangkan yang dikatakan ekonomi terbesar di dunia AS hanya mencapai 2,1 Triliun USD.

Apakah dengan letak geografis Tiongkok yang sangat mudah dipecah-pecah atau dengan pertumbuhan ekonomi global yang melesat karena proyek BRI. Amerika Serikat dan Geng-nya tidak merasa terancam, dan menganggu dengan propaganda yang menyesatkan?

Kekuatan Militer Tiongkok 

Sejak dimulainya politik pintu terbuka (Gai-Ge-Kai-Fang) tahun 1978, Chairman Deng Xiao Ping sudah menyadari bahwa AS dan Geng-nya tidak akan membiarkan Tiongkok menjelma kembali menjadi Naga Raksasa. Pasti akan diganggu dengan berbagai cara, seperti contoh di atas, yaitu Jepang. Namun Tiongkok bukanlah Jepang.

Karena Revolusi Angkatan bersenjata adalah salah satu dari 4 konstitusi negara yang harus dijalankan oleh siapapun yang menjadi presiden. Oleh karena itu Tiongkok sejak tahun 1978 telah membangun kekuatan bersenjatanya dengan kemajuan yang sangat pesat untuk menjadi militer terbesar di dunia. Namun disembunyikan selama beberapa dekade atas kebijakan Chairman Deng, supaya di dalam prosesnya tidak diganggu oleh Amerika Serikat maupun sekutu.

Hingga akhirnya, secara pelan namun pasti mulai diperlihatkan kekuatannya yang membuat Amerika Serikat maupun Sekutunya menjadi tercenggang dan terkaget-kaget. Padahal selama puluhan tahun telah diblokir sana sini dan pemblokiran yang tidak berarti bagi perkembangan militer Tiongkok.

Kemajuan teknologi rudal antar benua, rudal hipersonik, rudal balistik anti satelit, senjata nuklir, kecerdasan buatan (AI), Robotika, dan lain-lain.

Dan yang paling menakutkan buat AS dan Geng-nya adalah kemajuan teknologi angkasa luar yang telah mendaratkan manusia di planet Mars mencurigai Tiongkok membangun pangkalan militer di Bulan.

Semua kekuatan militer Tiongkok adalah untuk menjaga kedaulatan negaranya dan mengawal pertumbuhan ekonomi global melalui proyek BRI. Serta untuk melindungi negara-negara yang tergabung dalam komunitas bersama gangguan dari negara- negara keturunan Bajak Laut seperti AS dan Geng-nya.

“Untuk itu Tiongkok harus memiliki the Real Kungfu, bukan propaganda sebagai militer terkuat dan ekonomi terbesar di dunia.”

Di bawah mental “perang dingin” Amerika Serikat dan Geng-nya menciptakan sendiri bahwa kekuatan militer Tiongkok adalah ancaman bagi Dunia Global. [mc]

Jakarta, 5 Juni 2023.

*Chen Yi Jing, Pemerhati Sosial Politik Internasional.

Terpopuler

To Top