Nasional

Baru 2 Pekan Diluncurkan, Ekonomi Kerakyatan Jarnas ABW Tapsel Telah Menyebar di 6 Ranting

NUSANTARAKINI.COM – Sejak diluncurkan pada 13 Januari lalu, gerakan ekonomi kerakyatan Jaringan Nasional (Jarnas) ABW Kabupaten Tapanuli Selatan kini telah menyebar di enam ranting, yakni di Sisunjung, Sijukkang, Sipirok, Gapuk Tua, Angkola Timur, dan Angkola Selatan, yang akan menjadi percontohan hingga Maret 2023.

Kemarin, Ketua DPD Jarnas ABW Kabupaten Tapanuli Selatan, Syarif Lubis bersama pengurus DPD mengantarkan langsung sekitar 100kg minyak goreng ke ranting Jarnas ABW desa Sijukkang untuk disalurkan ke masyarakat.

“Karena permintaan masyarakatnya pada pekan lalu yang disampaikan lewat pengurus ranting kita itu minyak goreng curah. Jadi, ini sudah mulai proses penyaluran,” kata Syarif pada Jumat (27/1/2023).

Menurutnya, dari 80 keluarga yang pesan, setiap keluarga meminta satu kg minyak goreng.

“Sengaja kita bawakan 100kg karena khawatir ada penambahan permintaan,” tambahnya.

Syarif menyebut, penyediaan barang di tiap ranting ini disesuikan permintaan masyarakat yang disampaikan melalui ranting Jarnas ABW, yang pasti hanya sembako.

“Seperti ranting desa Sijukkang, minta dibawakan dua jenis barang buat Kamis depan yaitu minyak goreng dan beras. Di Sisundung masih beras, dan mereka juga sudah pesan agar dibawakan minyak goreng dan telur,” lanjutnya.

Syarif mengaku, hanya mengambil untung Rp500 dari harga pasaran. Selain itu, dia menuturkan, masyarakat merasa senang sekali karena harganya murah dan belinya di kampung sendiri.

“Kalau harga di pasar terdekat itu ambil untungnya bisa sampai Rp1.500. Selain murah, jarak antara kampung dengan pasar terdekat itu 7,5km, artinya untuk jaraknya lebih dekat dan harganya lebih murah dari harga di pasar,” jelasnya.

Untuk modalnya sendiri, Syarif menyampaikan, sifatnya investasi dan urunan.

“Nanti keuntungan kita hitung dalam bagi hasil (DBH). Berapa untuk pemodal dan Jarnas, semuanya dihitung dengan jelas,” terangnya.

Sementara, pasar murah ini buka setiap seminggu sekali, yakni tiap hari Jumat.

“Masyarakat terima hasil taninya kemarin sore. Biasanya untuk keperluan sepekan, mereka akan mulai belanja sampai hari ini,” sambung Syarif.

Hingga saat ini, Syarif mengungkapkan, belum ada hambatan berarti, kecuali modal yang pas-pasan. Namun begitu, dia menargetkan, Ekonomi Kerakyatan ini bisa meluas sampai ke 248 ranting se-Tapanuli Selatan.

Ada pun risiko kegagalan dari kegiatan ini bukan dari persaingan harga, ungkap Syarif.

“Risiko gagal yang lebih kita khawatirkan, seperti faktor alam dan kemungkinan-kemungkinan buruk lainnya,” urainya.

Pada April mendatang, direncanakan akan banyak ranting yang mengadopsi kegiatan ini.

“Enam ranting ini hanya sebagai uji coba sekaligus tempat belajar dalam membangun konsep Ekonomi Kerakyatan yang sedang kami bangun,” tegasnya.

Terpopuler

To Top