Nasional

Master Plan Pengembangan Pantai Timur Sumatera Segera Dibuat

Nusantarakini.com, Kuala Tungkal – 

Kawasan Pantai Timur Sumatera akan dikembangkan untuk menjadi salah satu “pintu” untuk mewujudkan Indonesia menjadi poros maritim dunia. Untuk itu, ditargetkan dalam waktu satu bulan sudah tersusun usulan master plan pengembangan kawasan tersebut.

Kesepakatan menyusun master tersebut merupakan salah satu hasil dari Seminar Kemaritiman: Potensi dan Peluang Kawasan Pantai Timur Sumatera menjadi Poros Maritim Dunia di Kuala Tungkal, Sabtu (31/3). Juga disepakati, akan dibentuk tim kecil untuk penyusunan master plan dengan kantor sekretariat di Kuala Tungkal.

“Saya akan segera melaporkan ke Menko hasil seminar ini,” kata Asisten Deputi Lingkungan Kementeriaan Koordinator Kemaritiman Sahat Panggabean. Menko yang dimaksud adalah Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut B. Panjaitan.

Selain menghadirkan wakil dari Kemenko Kemaritiman, seminar yang digelar Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) itu menghadirkan berbagai narasumber dari berbagai kalangan.

Dari unsur pemerintah pusat, selain Sahat, juga hadir Dr Sapta Putra dari Direktoral Jenderal Pengelolan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP); dari akademisi hadir Dr Bambang (IPB) dan Dr Deni Efizon (Universitas Riau); wakil dunia usaha hadir Direktur Bossowa Corporation Salman Dianda Anwar dan Agung Pamujo (Perum Perikanan Indonesia). Juga hadir wakil-wakil dari kabupaten-kabupaten di pesisir timur Sumatera. Antara lain dari Tanjung Timur, Lingga, Indragiri Hilir dan Banyuasin.

Hadirnya narasumber dari berbagai kalangan itu membuat seminar yang juga diikuti secara penuh oleh Bupati Tanjabbar Dr. Safrial itu menghasilkan poin-poin penting. Agung Pamujo dari Perum Perindo sebagai wakil BUMN Perikanan misalnya, mengungkapkan peluang ekspor komoditas perikanan dari kawasan timur Sumatera ini.

“Perindo memiliki kontrak ekspor bernilai ratusan miliar rupiah dengan jenia ikan yang ada di sini. Karena itu, Perum Perindo siap ambil peran sebagai offtaker ikan-ikan nelayan pantai timur Sumatera,” katanya.

Salman Dianda Anwar dari Bossowa menambahkan, “Kami dari dunia usaha menyambut baik langkah pemkab Tanjabbar yang visioner ini yang melibatkan multi stake holder termasuk pemkab yang ada di kawasan yang meliputi 5 propinsi; Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, angkatan laut, perguruan tinggi, swasta dan para alumni MENWA se Indonesia, kami dari Bosowa Corporindo siap terlibat dan mendukung langkah ini”, kata alumnus UGM yang juga menjabat Ketua Dewan Pengawas Perhimpinan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) ini.

Dr Sapta dari KKP menambahkan, pembahasan pengembangan pantai timur Sumatera sebenarnya sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu.

“Jadi bukan dari nol lagi. Apalagi kini akan dikoordinir langsung oleh Kemenko Maritim,” ujarnya.

Bupati Safrial sendiri mengaku gembira bahwa seminar yang berlangsung dari pagi hingga sore ini menghasilkan beberapa keputusan penting. Selain kesepakata untuk menyusun master plan pengembangan kawasan, seminar kemarin juga menghasilkan kesepakatan bersama antar wakil dari PemkabTanjabbar, Tanjab Timur, Lingga, Indragiri Hilir dan Banyuasin untuk program rehabilitasi mangrove.

Kesepakatan itu diwujudkan dalam bentuk penandatangan MoU antara wakil-wakil dari beberapa kabupaten itu, dengan disaksikan Dr Sapta selaku wakil KKP dan Sahat Panggabean sebagai wakil dari Kemenko Kemaritiman. [mc]

Terpopuler

To Top