Analisa

Konspirasi Isu Freeport: Sambil Menipu Berlagak Pahlawan, Mengundang Akselerasi Kemerdekaan Papua?

Nusantarakini.com, Jakarta

Di tengah bangkitnya perlawanan umat Islam terhadap rezim yang kerap dipandang sering menipu mata rakyat, tiba-tiba isu freeport dimunculkan secara eksploitatif. Kemasannya jelas, mengesankan rezim seolah-olah pahlawan nasionalistik.

Ditonjolkanlah ke depan dari pahlawan isu freeport ini kegagahan Menteri Jonan yang kebetulan seorang Katolik. Sekonyong-konyong seorang pembentuk opini di medsos berkomentar dengan gagah perwira: “Kalau orang Katolik membela negara, gila-gilaan.” Dia mencoba menggambarkan gila-gilaannya Jonan.

Seorang netizen yang cerdas menjawab, orang Islam lebih gila lagi. Paru-paru rusak, berjuang terus bergerilya di hutan mengusir Belanda, sahutnya. Netizen yang cerdas ini mematahkan komentar yang pertama. Yang dia maksud tentulah Jenderal Sudirman.

Dengan cepat kita mendeteksi permainan konspirasi isu freeport ini. Ini tidak lain dari pada usaha mengelabui mata rakyat.

Secara militer, politik dan dukungan internasional, Indonesia di bawah Jokowi tidak akan mampu menasionalisasi Freeport atau mendikte Amerika untuk menyerahkan freeport ke dalam kekuasaan mutlak pemerintah. Itu hanya mimpi. Karena freeport terkait imbal jasa politik untuk Amerika atas jasa Amerika membantu Indonesia mengambilalih Papua dari genggaman Belanda. Dan itu terjadi di masa Soekarno. Soeharto melanjutkan prinsip yang ditangani rezim Soekarno sebelumnya.

Malahan dapat diduga, isu freeport sengaja dieksploitasi rezim untuk mengundang makin kuatnya gerakan lepasnya Papua dari NKRI.

Ibaratnya, ke rakyat Indonesia rezim menipu mata dengan membangun opini bahwa Jokowi- Jonan sebagai pahlawan nasionalisasi freeport untuk menimbulkan kesan populer di mata rakyat yang muak dengan rezim, sembari mengundang maraknya gerakan kemerdekaan Papua dan tersedianya alasan moral bagi jaringan internasional dan orang Papua sendiri untuk segera melepaskan diri dari NKRI.

Ke rakyat yang mungkin sebagian dapat ditipu melihat rezim layaknya pahlawan nasionalistik, ke luar, khususnya bagi gerakan kemerdekaan Papua, rezim memberi lampu hijau untuk segera memerdekakan diri.

Tentu saja analisa ini akan dapat dibenarkan setelah semuanya nanti terbukti. Melihat rada-radanya, analisa ini akan ada benarnya. (sed)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top