Nusantarakini.com, Surabaya –Anies ke Surabaya itu hal yang lumrah, karena memang kakek Anies lahir dan tinggal di Surabaya. Sebagaimana para presiden kalau berkunjung ke daerah asalnya, ini harus dipahami sebagai anak anak yang pulang ke kampung halamannya. Jokowi kalau ke Solo meski dalam rangka kunjungan kerja, maka dia dipahami sebagai anak yang pulang ke kampung halamannya. Bung Karno, Megawati atau Puan Maharani kalau ke Surabaya harus dipahami sebagai orang yang pulang ke kampung halamannya. Hal yang sama bila dilakukan oleh Pak SBY atau AHY, kalau ke Pacitan harus dipahami sebagai pulang kampung, karena di kampung halaman itulah pernah mengalir darah leluhurnya.
Kakek Anies adalah orang yang lahir di Surabaya, tepatnya di Ampel Gading. Ampel adalah daerah yang dikenal sebagai kawasan religi, tempat bersemayam wali keramat, Sunan Ampel. Kawasan Ampel adalah kawasan yang menggambarkan sebuah kawasan plural dan menyatu dengan kehidupan warga lainnya.
AR Baswedan, adalah pendiri Partai Arab Indonesia, karena kecintaannya terhadap Indonesia, bersama Bung Karno dan para pejuang kemerdekaan lainnya, dia berjuang secara diplomasi meminta dukungan kepada negara negara Timur Tengah agar mengakui kemerdekaan Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan tahun 1945, sebagai menteri muda penerangan, tahun 1947 bersama menteri luar negeri KH Agus Salim berkunjung ke Kairo, Mesir, mereka berdiplomasi agar dunia internasional mengakui kemerdekaan Indonesia.
Semasa Orde Baru, AR Baswedan, karena situasi politik yang tidak memungkinkan, Beliau memilih bergerak di jalur budaya dengan mendirikan Badan Koordinasi Kebudayaan Islam Jogjakarta, yang menjadi pelindung teater muslim.
Seniman Jogjakarta seperti Arifin C Noer, Abdurrahman Saleh, Taufiq Efendi dan Cahirul Umam adalah sahabat sahabatnya. AR Baswedan juga ikut membantu WS Rendra ketika mementaskan Kasidah Barzanzi. “Rumahnya terbuka untuk semua orang, dia seperti orang tua kami”, kata Syu’ban Asa yang ketika itu aktif berteater di Jogjakarta.
Dipenghujung hidupnya, AR Baswedan bersahabat dengan Romo Mangunwijaya. Sering mereka berdiskusi masalah – masalah sosial dan korupsi, serta perang Irak – Iran, Palestina – Israel dan lain lain. Ketika beliau wafat Romo Mangun juga sempat berrakziah.
Darah AR Baswedan adalah darah relejius yang nasionalis, juga sangat pluralis, menghargai perbedaan dan saling menghormati, tak heran kawan – kawannya juga berasal dari berbagai kalangan dan golongan. Abdurrahman Shihab, ayah Quraish Shihab dan Alwi Shihab adalah kawan seperjuangannya semasa aktif di partai Masyumi.
Anies dilahirkan dari keturunan keluarga yang relejius dan nasionalis sebagaimana darah yang mengalir di kakeknya. Kampung Ampel dengan segala keberadaannya adalah kawasan yang memang secara kultural telah membentuknya, dan itu juga menjadi ciri khas dan karakter “Arek Suroboyo”, Terbuka, berani, egaliter, jujur, supel dan santun kepada siapapun.
Rumah kelahiran kakek Anies di Ampel Gading masih tetap ada dan kini telah ditempati oleh keluarga lainnya. Bagi Anies berkunjung ke Surabaya, ke kawasan Ampel dan sekitarnya adalah sesuatu yang biasa dan menyatu ke dalam dirinya, apalagi perjalanan Anies kecil dan keluarganya juga besar di Jogjakarta dan Jakarta. Sehingga tak ada sesuatu yang berbeda dengan daerah daerah lain di wilayah Indonesia, khusunya Jawa Timur dan Surabaya.
Bagi Jawa Timur dan Surabaya Anies adalah keluarga besar, sebagaimana Anies di Jogja dan Jakarta.
Dalam tradisi kita sebagai bangsa Timur bahwa tamu dan keluarga adalah bagian yang tak terlupakan dari diri kita. Sehingga kedatangan Anies ke Jatim dan Surabaya adalah kedatangan keluarga yang harus kita sambut dengan baik, terbuka dan suka cita.
Selamat datang Mas Anies ke Jatim dan Surabaya, keluarga besarmu masyarakat Jatim dan Surabaya menunggu sapaan dan senyumanmu.
Semoga kedatangan Mas Anies, Sambangi dulur, sambangi keluarga ke Jatim dan Surabaya menjadi perekat kita dalam satu keluarga Indonesia yang adil dan sejahtera, keluarga yang bersama sama memperjuangkan perubahan Indonesia mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. [mc]
Surabaya, 14 Februari 2023
*Isa Ansori, Kolumnis.