Nusantarakini.com, Tangerang –
Guru Besar Hukum sekaligus Ketum PBB (Partai Bulan Bintang) Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH, MSc. mengajak para Alim Ulama, Tokoh-tokoh Pesantren, para Kyai dan para Santri, untuk kini terjun berpolitik, dan tidak alergi terhadap politik.
“Para ulama, para santri, tokoh-tokoh pesantren dan ummat Islam di Indonesia janganlah jadi penonton dan/atau tamu di rumah sendiri,” kata Prof. Yusril Ihza Mahendra dalam orasi kebangsaan pada acara “Saresehan Internasional” di Ponpes Darul Qolam. Tangerang, Ahad, (21/1/2018).
Menurut Yusril, para ulama, santri-santri dan para tokoh harus terjun ke dunia politik untuk meraih kekuasaan karena jika tidak umat Islam akan dipimpin oleh non muslim atau muslim yg munafik/fasik yang tidak bertanggung jawab (tidak amanah).
“Perjuangan para kyai, para santri, para da’i dan para ulama, jangan hanya berhenti di lingkungan pesantren saja, tapi harus menembus gedung parlemen dan pemerintahan,” ucap Yusril.
Yusril menegaskan supaya merealisasikan isi kitab dan hukum-hukum islam yang dikaji dipesantren itu menjadi pengganti hukum-hukum kapitalis yg dibuat oleh kaum sekuler fasik munafik yang tidak bertanggung jawab.
“Rubah hukum positif yang berlaku di Indonesia dengan hukum-hukum yang dipelajari di kitab-kitab kuning pesantren,” tegas Yusril.
“Proses transformasi dari Hukum Syariah ke Hukum Positif itu hanya bisa ditempuh melalui parlemen, hanya bisa direalisasikan jika kita punya politic power (kekuatan politik)” sambungnya.
Kalau kita tidak punya kekuatan politik, lanjut Yusril, maka isi dan ajaran kitab kuning hanya akan berhenti di halaman pesantren dan majlis ilmu kecil saja.
” Harus rebut parlemen dan pemerintahan. Karena umat islam saat ini sudah darurat Umaro’ yang jujur dan adil,” imbaunya.
Yusril juga mengimbau supaya ingat pesan tokoh Islam Dr. Mohammad Natsir kepada kita: Umat Islam jangan alergi dengan politik, umat islam harus berpolitik, karena dengan cara itulah kita bisa memperjuangkan dakwah islam diranah paling besar yaitu parlemen. Yaitu dengan cara memasukkan hukum-hukum Islam untuk keselamatan dan kesejahteraan Bangsa.
“semoga kita umat islam sadar dan segera bangkit merebut hak kita…. Aamiin…,” pungkas Yusril.
Note sejarah.
Dr. Muhammad Natsir adalah tokoh Islam yg pernah menjabat menjadi Menteri Penerangan di zaman Pemerintahan Kabinet Syahrir.
Dan juga pernah menjabat selaku Perdana Menteri pada awal-awal Pemerintahan Republik Indonesia tahun 1950.
Saat beliau menjabat menteri penerangan, Usai shalat jumat, wartawan mengerumuninya dan melontarkan pertanyaan “kenapa Bapak ikut berpolitik dan mau menjabat sebagai Menteri”?bukankah Bapak seorang tokoh panutan Islam?
Dr. Mohammad Natsir dengan tegas menjawab, Politik dan Jabatan ini adalah kendaraan dakwah saya untuk merubah hukum-hukum sekuler kapitalis menjadi hukum-hukum Islam; untuk menyelamatkan bangsa ini dari kaki tangan jahat oknum pemerintahan yang tidak amanah. [mc]
*Disarikan dari Orasi Kebangsaan Prof. Y.I.M. pada acara “Saresehan Internasional” di Ponpes Darul Qolam. Tangerang, Ahad, (21/1/2018).