“Kegalauan para pengusaha untuk mendukung AMIN tidak perlu menyurutkan langkah AMIN menggapai kemenangan. Penggalangan dana dari rakyat harus dilakukan melalui jejaring pengajian, Masjid, Madrasah, dan lainnya dari jutaan umat. Bahkan jika sumbangan digital dapat diaktifkan, maka partisipasi rakyat jelata akan lebih besar.”
Nusantarakini.com, Jakarta –
Anies telah menyampaikan kesulitan dukungan pembiayaan ke publik. Alasannya banyak pengusaha yang bertemu dengannya mengeluh karena setelah pertemuan, pengusaha itu diperiksa pajaknya. Ketakutan diciptakan untuk melumpuhkan logistik Anies.
Bisa jadi kekuatan lawan Anies yang sedang berkuasa melakukan segala cara dan segala instrumen untuk menakut-nakuti. Atau bisa juga pengusaha tersebut tidak tertarik mendukung Anies lalu mencari alasan untuk menghindar.
Hari ini fakta mengejutkan terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Satu juta massa berkumpul mendukung Anies-Muhaimin. Dukungan itu ditunjukkan dengan kehadiran mereka jalan santai bersama AMIN (Anies-Gus Imin). Tamsil Linrung, penanggung jawab acara, menjelaskan bahwa acara ini lebih berbasis partisipasi rakyat ketimbang dukungan logistik orang-orang kaya. Artinya, tanpa andalan berarti sumbangan cukong atau oligarki, rakyat telah bergerak mendukung arus perubahan yang diusung AMIN.
Anies dan Gus Imin adalah simbol rakyat jelata. Mereka mewakili kepentingan kaum miskin NU, Muhammdiyah dan Islam lainnya. Secara keseluruhan mewakili semua rakyat miskin. Dalam simbolik itu tentu persoalan logistik bukan menjadi persoalan utama. Justru dukungan logistik dari orang-orang kaya harus dibatasi oleh AMIN, sehingga ruang partisipasi rakyat miskin tidak tergerus.
Obama dan Uang Rakyat
Pekerjaan mencari dukungan keuangan dari rakyat telah dicontohkan oleh Barack Obama, Presiden Amerika, 2008. Pada masa kampanye 2008, Obama berhasil mendapatkan dana dari rakyat dan korporasi sekitar $750 juta (opensecrets.org/pres08/summary.php?cid=N00009638&cycle=2008). Sejumlah 656 juta dollar adalah kontribusi individual. Politico.com dalam “Obama’s army of small donors” melaporkan bahwa 45% jumlah itu datang dari dukungan rakyat dalam jumlah kecil per individunya. Total kontributor dana Obama dilaporkan dari individual itu berkisar 1,7 juta orang sampai 3 juta orang. Kecilnya jumlah donasi berkisar 10 dollar alias Rp. 150.000. Mungkin untuk kesanggupan orang Indonesia itu setara dengan Rp. 25.000. Bibi Obama, orang Kenya, yang tinggal ilegal di Amerika, Zeituni Onyango, pada May 2008 menyumbang $265, namun harus dikembalikan ke KPU karena dianggap sumbangan ilegal.
Selain buruh, yang percaya pada Obama dengan slogan “Change! Yes We Can”, kampus-kampus juga banyak memberi sumbangan, seperti staf dan dosen California University. Beberapa pengusaha Wall street, yang melihat pentingnya agenda recovery ekonomi dalam situasi kritis saat itu, akhirnya ikut menyumbang dana kampanye. Namun, karena besarnya kontribusi uang rakyat jelata, maka politik Obama sepanjang berkuasa tetap sama seperti jargonnya, PERUBAHAN.
Penggalangan Dana AMIN
Dengan beban pembiayaan kampanye yang diungkap Anies baru-baru ini, di mana banyak pengusaha yang ketakutan menyumbang, sudah saatnya Anies dan Gus Imin menyandarkan diri pada rakyat jelata. Rakyat jelata tentu miskin, tapi belum tentu mereka tidak bisa berpartisipasi dalam kemenangan.
Jikalau Obama mengandalkan kaum buruh, maka AMIN dapat mengandalkan kelompok-kelompok pengajian emak-emak, di desa dan kota. Jika kencleng alias kotak infak dijalankan dari Surau ke Surau, Masjid ke Masjid, Madrasah ke Madrasah, pengajian demi pengajian dan lainnya, maka dapat dipastikan jutaan rakyat akan berpartisipasi menyumbang. Belum lagi jika ahli-ahli IT (Fintech, dll) terlibat dalam memudahkan penggalangan dana.
Jika jutaan buruh di Amerika mendukung Obama, maka jutaan kelompok pengajian dan jutaan rakyat kecil lainnya dapat mendukung pembiayaan AMIN. Itulah tujuan kemenangan AMIN. Sebab, tanpa dukungan keuangan rakyat, maka visi perubahan akan mengalami pelumpuhan di masa depan, setelah kemenangan.
Penutup
Dukungan sejuta rakyat Sulawesi Selatan terhadap Anies dan Gus Imin, pagi tadi di Makassar, menunjukkan arah kemenangan AMIN adalah kemenangan berbasis rakyat. Isu perubahan yang dilantunkan akan sukses sepanjang rakyat tetap bersama AMIN.
Kegalauan para pengusaha untuk mendukung AMIN tidak perlu menyurutkan langkah AMIN menggapai kemenangan. Penggalangan dana dari rakyat harus dilakukan melalui jejaring pengajian, Masjid, Madrasah, dan lainnya dari jutaan umat. Bahkan jika sumbangan digital dapat diaktifkan, maka partisipasi rakyat jelata akan lebih besar.
Saatnya rakyat jelata, Anies dan Muslim serta parpol pendukung memusatkan perhatian pada dukungan dana rakyat. Sehingga, kemenangan yang ingin dicapai adalah sebuah PERUBAHAN. [mc]
*Dr. Syahganda Nainggolan, Sabang Merauke Circle.