Nusantarakini.com, Bekasi –
“Mulut berbusa-busa bicara ideologi, sementara kelakuan bak tirani. Bercitra hitam putih seolah-olah tegas, tapi sesunguhnya berwatak culas dan beringas.”
Penggalan kalimat di atas diungkapkan Mantan Presidium GMNI, Yusuf Blegur, kepada Nusantarakini.com, Bekasi, Minggu (23/7/2023).
“Soal siapa yang berbohong terkait ide baju hitam putih yang menjadi seragam resmi Ganjar, apakah dari Jokowi atau FX Rudi? Jika benar itu terjadi, maka menjadi penting dan menarik untuk diulas,” ucap pria yang didapuk sebagai Ketua Umum Relawan BroNies.
Lebih lanjut Yusuf mengungkapkan, bahwa klaim keduanya mengusik opini publik termasuk menunjukkan beberapa fakta dan penilaian antara lain:
Pertama, diantara keduanya pasti ada yang berbohong, karena masing-masing berusaha mengakui ide itu merupakan usulan dari keduanya dan tak muncul soal itu menjadi ide bersama.
Kedua, memperebutkan pengakuan tentang siapa yang usulkan seragam hitam putih Ganjar, menjadi bukti tak terbantahkan bahwasanya baik Jokowi maupun FX Rudi, merupakan pemimpin yang nyata-nyata tidak berkualitas dan cuma kaleng-keleng. Ini menjadi memalukan dan begitu memprihatinkan, mengingat ada seorang presiden yang masih menjabat dan keduanya mantan walikota Solo.
Sekelas presiden dan mantan walikota juga ketua partai masih sibuk berdebat usulan siapa seragam hitam putih seorang capres, ketimbang memikirkan masalah penderitaan dan ketertindasan rakyat seperti mirisnya nasib buruh, petani, nelayan dan masih banyak masyarakat miskin kota serta pedesaan lainnya akibat kesalahan struktural dan sistemik serta perilaku menyimpang aparat birokrasi pemerintahannya. Sungguh kader dan petugas partai yang ngga ada mutu dan kapasitas kepemimipinannya. Berebut pengakuan yang tidak penting sama sekali buat rakyat.
Ketiga, sebagai sesama kader sekaligus petugas partai yang sama, klaim baju seragam hitam putih dari keduanya, semakin menguatkan stigma petugas partai dan kader dari PDIP yang dinilai publik sering bohong, selain dianggap publik cenderung korup dan tidak demokrastis tentunya. Terutama Jokowi yang selama ini terlanjur dipandang rakyat identik dengan presiden tukang bohong dalam hal janji-janji kampanye presiden yang bablas wujudnya seperti mobil Esemka, stop impor, tidak bagi-bagi jabatan menteri dll.
“Jelas tanpa sadar, keduanya sedang mempertontonkan kedunguannya ribut soal pritilan dan remeh-temeh yang ngga ada hubungannya dengan urusan memperjuangkan kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang seharusnya menjadi tanggungjawab sekaligus amanah terutama buat Jokowi,” tegas pria yang pernah dikriminalisasi karena kekritisannya ini.
Menurut Yusuf, bisa jadi ini lagi-lagi cara Tuhan menelanjangi mereka berdua (Jokowi dan FX Rudi-red) dengan membuka aib berupa kebodohan mereka. Ganjar yang bilang seragam hitam putih itu usulan Jokowi. Seakan menegaskan makna seragam hitam putih itu, Jokowi sedang mengampanyekan Ganjar yang sepertinya menjadi presiden petugas partai sekaligus petugas oligarki.
“Hitam putih yang padanan katanya abu-abu, jelas menjadi ilustrasi dari makna tersirat, antara kebenaran dan kejahatan, antara hak dan batil. Hitam putih seragam, hitam putihnya capres petugas partai melawan capres petugas rakyat.
Mungkin saja Capres hitam yang diwakili Ganjar, entahlah siapa capres putihnya? Mungkin Anies atau juga mungkin Anies Baswedan. Siapa yang tahu? Biarkan saja rakyat yang menilai dan menentukan,” beber Aktivis senior panjang lebar memungkasi keterangannya. [mc]