Nusantarakini.com, Jakarta –
Soeharto lengser, namun Soeharto tetap terhormat. Sebagai Bapak Pembangunan Indonesia, karya Soeharto banyak dinikmati rakyat. Pasca lengser, rakyat tidak memburunya. Rakyat hanya ingin Soeharto turun.
Saat Habibi tidak lagi menjabat Presiden, Habibi tetap terhormat. Karena Habibi memiliki legacy sebagai Bapak Teknologi Indonesia.
SBY 10 tahun menjabat, akhirnya selesai karena konstitusi membatasi maksimal dua periode jabatan. Pasca selesai, SBY tetap terhormat, SBY masih aktif di politik karena memiliki Partai Demokrat.
Sedangkan Jokowi?
Belum selesai saja, banyak rakyat yang menginginkannya lengser. Belum dua periode saja, rakyat sudah melawan karena tak mau dikerjai dengan 3 periode dan tunda Pemilu.
Bagaimana nantinya saat Jokowi lengser? Apa yang akan terjadi Pasca tanggal 20 Oktober 2024 atau bisa saja lebih cepat dari itu?
Jokowi akan menjadi gelandangan politik. Tak ada yang bisa dibanggakan dari Jokowi. Jokowi tak punya partai untuk bungker, juga tak memiliki hubungan kesetiaan dengan politisi.
Legacy Jokowi adalah Presiden tukang bohong, tukang ingkar, khianat. Presiden tukang utang. Jokowi tak punya partai, bahkan saat ini semua partai termasuk PDIP dikerjai dan tidak memiliki hubungan yang baik dengan Jokowi.
Mereka tunduk dan diam, karena Jokowi masih Presiden. Saat Jokowi bukan Presiden, semua partai akan menjauh dan buang badan, bahkan termasuk PDIP.
Jokowi membangun legacy koalisi dengan narasi menekan, mengancam, bukan berbagi kekuasaan untuk berbagi peran. Koalisi yang dibangun penuh tekanan, senyum dan tawa politisi dalam tekanan dan keterpaksaan.
Saat Jokowi lengser, bukan hanya rakyat, bahkan politisi dan partai akan merasa lega, plong, terlepas dari belenggu tekanan dan ancaman. Saat ini mereka mengalah, untuk mengikuti kemauan Jokowi, walaupun dibelakang Jokowi penuh teriakan memaki-maki.
Sabarlah wahai Jokowi, 20 Oktober 2024 itu tak lama. Sebentar lagi, rakyat, partai dan politisi akan berpesta. Merayakan kemenangan dan kebahagiaan, terlepas dari belenggu penindasan dan kezaliman. [mc]
*Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik.