Nusantarakini.com, Sulteng –
Hasil survei LSI bulan November 2019 menunjukan tingkat elektabilitas Petahana Bupati Herwin Yatim masih sangat dominan. Saking dominannya, bahkan LSI menyebut petahana sebagai “Matahari Tunggal” dalam peta politik Banggai saat ini.
Hasil survei LSI menyebutkan tingkat elektabitas Herwin Yatim mencapai 50.10%. Sedangkan tingkat elektabilitas tokoh-tokoh lainnya masih dibawah 10%. Dengan peta politik semacam ini, LSI yakin Herwin Yatim akan memenangkan Pilkada Banggai 2020.
Benarkah Herwin Yatim tidak memiliki lawan sebanding pada Pilkada Banggai 2020 ini? Siapakah diantara tokoh di Banggai yang berpotensi menjadi lawan sebanding Herwin Yatim-Mustar Labolo?
Sejauh ini Herwin Yatim, yang juga sebagai ketua DPC PDIP Kabupaten Banggai, belum mendapatkan rekomendasi resmi dari PDIP. Kondisi ini yang sering memunculkan berbagai isu spekulatif. Pasalnya, dari internal PDIP sendiri Herwin mendapat saingan dari Sri Indraningsih Lalusu (SIL) untuk berebut rekomensasi.
Berdasarkan informasi yang diterima redaksi, salah satu faktor mengapa rekomendasi PDIP belum turun adalah karena DPP menghendaki duet kader PDIP. Hal ini demi mengamankan kepentingan partai pada pemilu 2024. Keinginan DPP ini tidak mudah diterapkan di lapangan. Pasalnya, antara Herwin Yatim dan SIL tidak satu chemistry. Masing-masing ngotot untuk menduduki 01. Dalam situasi ini Herwin Yatim tetap menginginkan berduet dengan Mustar Labolo. Sedangkan SIL menggandeng I Putu Gumi.
Apakah paslon SIL-Putu Gumi bisa menjadi lawan sebanding Winstar II? Nampaknya sulit. Sebab persaingan antara Herwin dan SIL adalah persaingan “hidup-mati”. Bila Herwin yang dapat tiket PDIP maka SIL yang akan “mati”. Bila SIL yang mendapat tiket PDIP maka HY yang harus angkat koper. Namun demikian, HY masih bisa melaju melalui koalisi partai. Beberapa hari lalu PKS sudah mengeluarkan rekomendasi kepada Herwin.
Bakal paslon yang sedang gencar melakukan gerakan politik adalah Amirudin Tamoreka-Furkanudin Masulili. Dalam waktu dekat ia akan mengadakan acara kolosal jalan sehat dengan hadiah puluhan juta rupiah. Hal ini bisa dimaklumi karena popularitas figur paslon ini memang masih rendah. Amir, sebagai pengusaha, selama ini belum banyak berkiprah di Banggai.
Sebagian kalangan menilai Amir bisa menjadi lawan sebanding Herwin karena dinilai memiliki kekuatan finansial. Namun sebagian kalangan meragukan hal itu karena sosok calon wakilnya dari tokoh yang kurang dikenal. “Sosok wakil itu penting karena akan ìkut mendongkrak dukungan masyarakat. Dan tidak semua hal bisa dibeli dengan uang”, papar Ramadhani, konsultan politik dari LKPI-StarPoll, saat ditemui redaksi di tepian teluk Lalong, Luwuk.
Bakal pasangan kedua adalah Samsul Bahri Mang – Heppy Yeremia Manopo. Samsul Bahri Mang atau yang populer dengan sebutan Obama ini adalah sosok yang sudah lama mendeklarasikan diri akan mencalonkan diri pada pilkada Banggai 2020. Namun demikian duet Obama-Heppy baru muncul di publik belum lama ini.
Banyak kendala bagi pasangan ini untuk bisa menjadi lawan sebanding Winstar. Kendala pertama soal tiket pencalonan. Walaupun kader Golkar, banyak kalangan meragukan Obama mampu mendapatkan tiket Golkar. Seandainya pun Obama bisa meraih tiket Golkar, dia belum tentu bisa mengamankan tiket dari partai-partai lain agar bisa memenuhi persyaratan minimal. Kendala utama Obama adalah soal “amunisi”. Dengan menggandeng Heppy persoalan amunisi mungkin bisa teratasi. Tapi persoalan elekbilitas atau dukungan masyarakat belum bisa teratasi. Apalagi untuk menjadi lawan sebanding Winstar.
Bakal pasangan calon ketiga adalah Sulianti Murad-Haris Hakim. Nama besar keluarga Murad adalah modal utama Sulianti Murad. Jaringan karyawan PT.Kurnia, perusahaan keluarga Murad yang memperkerjakan ribuan orang, akan menjadi kekuatan politik Anti Murad. Kekuatan finansial Sulianti dan keluarga Murad tentu tidak diragukan lagi.
Namun begitu, Sejauh ini belum terlihat Sulianti Murad mengeluarkan semua kekuatanya. Gerakan politik Anti Murad di lapangan juga belum nampak. Publik juga masih banyak yang menyangsikan keseriusan Anti Murad untuk maju Pilkada Banggai. Wajar saja bila tingkat populartias dan elektabilitas Anti Murad masih sangat rendah.
Pasangan calon wakilnya, Haris Hakim juga tidak bisa membantu mendongkrak popularitas dan elektabilitas. Haris adalah tokoh yang sudah lama hilang di orbit perpolitikan di Banggai. Kendala lainya dari Anti Murad adalah soal waktu. Banyak kalangan menilai bila Anti Murad terlambat start. Pasalnya untuk merebut hati pemilih perlu waktu yang cukup lama. “Politik adalah persoalan timing. Siapa yang duluan dia yang menang”, papar Ramandhani. Dengan kondisi seperti ini, sulit bagi bakal paslon Anti Murad-Haris Hakim untuk menjadi lawan sebanding Winstar.