Mobil Esemka yang Kutunggu-tunggu

Nusantarakini.com, Jakarta – 

Mengapa saya menulis tentang mobil Esemka? Simpel saja. Karena mobil ini sangat kutunggu-tunggu. Aku, saya, sudah sangat ingin memilikinya. Sebab, ini mobil nasional karya anak bangsa. Anak-anak SMK Solo. Paling tidak, saya ingin tercatat sebagai salah satu pemesan gelombang pertama.

Dilihat dari foto-foto yang beredar, berbagai varian Esemka itu luar biasa cantik. Model 4-wheel drive (jeep, bahasa bebasnya), sangat gagah. Keren. Begitu juga versi sedan saloonnya. Hebat. Model pickupnya? Jangan tanya. Mantap.

Itulah sebabnya saya menjadi bersemangat sekali ketika Cawapres Ma’ruf Amin, pada 27/9/2018, mengumumkan bahwa Esemka akan diproduksi massal bulan Oktober. Saya langsung meningkatkan jumlah tabungan untuk DP-nya. Saya yakin di bulan ini akan terjadi gelombang produksi massal itu. Masa Pak Kiyai berbicara kita tidak yakin!

Meskipun bulan Oktober hanya tinggal 3-4 hari lagi, saya tetap yakin akan menjadi kenyataan. Tetap optimistis. Bisa. Soalnya motto kita ‘kan “Kerja, kerja, kerja”. Yakin saya.

Cuma belakangan ini memang banyak berita yang kurang enak. Yang memojokkan Pak Kiayai. Tim investigasi Tempo dan TvOne agak kurang sensitif. Masa mereka secara terbuka memberitakan kepada masyarakat bahwa di dua lokasi yang disebut-sebut sebagai komplek pabrik Esemka, tidak ada kegiatan produksi.

Tidak ada proses produksi di Boyolali dan di Cileungsi. Keterlaluan sekali laporan kedua media tsb. Semangat saya untuk membeli Esemka menjadi anjlok.

Tapi, yang membuat saya lebih kaget dan sangat sedih adalah pernyataan Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) di ICE BSD City (24/10/2018) bahwa mobil Esemka bukan urusan pemerintah. Kaget dan sedih karena langsung teringat dengan Pak Kiyai Ma’ruf yang sebulan sebelumnya membanggakan bahwa produksi massal Esemka akan berlangsung di bulan Oktober ini. Tahun 2018 ini.

Sejak Pak Jokowi “buang badan”, saya lihat Pak Kiyai menjadi kurang bersemangat. Saya paham kenapa beliau menjadi lesu. Sudah sempat terumumkan ke publik. Pak Kiyai berani mengumumkan itu, menurut hemat saya, kemungkin karena beliau sudah mengantongi informasi yang lengkap tentang produksi massal di bulan Oktober.

Tiba-tiba saja Pak Jokowi “lepas tangan” dengan mengatakan bahwa produksi Esemka adalah urusan industri swasta. Padahal, yang saya tahu, di negara berkembang mana pun di dunia ini produksi mobil nasional selalu diawali dengan keterlibatan pemerintah seratus persen.

Jadi, saya bertanya sendiri: apakah Pak Jokowi buang badan karena hampir tak mungkin mengeluarkan Esemka secara massal di bulan Oktober ini? Entahlah.

Agak repot sekarang jadinya. Mao di-hoax-kan ke kubu lawan, kayaknya tidak mungkin. Karena jejak digital “Esemka adalah Jokowi”, sangat banyak dan jelas. Wallahu a’lam.

Sekali lagi, yang sangat kukhawatirkan adalah nama baik Pak Kiyai Ma’ruf. Kalau Pak Jokowi ‘kan sudah terbiasa menghadapi tudingan berbohong. Boleh dikatakan beliau sudah keballah. Kalau Pak Kiyai? Tak bisa terbayangkan.

Saya berdoa yang terbaik buat Pak Kiyai. In-sya Allah masih ada waktu empat (4) hari lagi untuk membuat mobil Esemka. Dan saya tetap setia menunggu. Tidak masalah bagi saya meskipun mobil Esemka itu nanti cuma “re-badging” (tempel stiker) pada mobil Geely buatan China.

Yang penting, ada dululah mobil Esemka yang kutunggu-tunggu itu! [mc]

*Asyari Usman, Wartawan Senior.