Perjalanan

Habis Kajian Rabu Siang, Makan Murah Enak: Inovasi Program Masjid Raya Al-Ittihad – Tebet Jakarta

Nusantarakini.com, Jakarta –

Saya mengenal mesjid ini sudah sejak lama. Dulu di sini ada kajian Dadang Hawari, pakar Nafza. Teman-teman saya saat mahasiswa, ada yang kebagian job di sini. Mereka ada yang membantu menjadi imam. Maklum, mereka para penghafal Al-Qur’an.

Mesjid Al-Ittihad namanya. Sesuai namanya, mesjid ini dirancang sebagai muara pertemuan dan persatuan umat yang memang beragam paham. Makanya, di sini hidup banyak paham. Dari modern Islam hingga yang tradisional Islam.

Kajian-kajian keislamannya hidup. Dan itulah daya tarik utama mesjid ini.

Siang ini saya kebetulan mampir. Saya ikuti kajian selepas zuhur. Setelah zuhur, sudah menunggu hidangan prasmanan di lapangan futsal sekolah yang bernaung pada yayasan mesjid ini. Persis di samping mesjid.

Sajiannya ada opor ayam. Tahu goreng. Oreo, kerupuk, kacang panjang, mie, dan tentu saja nasi. Penutup makan siang, juga tersedia pisang. Air aqua gelas dan es sirup marjan dingin.

Menu itu harganya hanya Rp5000. Itu pun statusnya, infak. Cuman sudah ditunggu dengan kotak, persis di depan meja hidangan. Jadi agak sukar juga jika tidak kasi uang, setelah piring penuh dengan lauk.

Adapun nama program makan siang prasmanan ini mereka sebut Mesmuh, makan enak, sehat dan murah. Ini cuma trik agar mesjid makmur dengan jamaah. Nyatanya, banyak yang datang untuk shalat Zuhur. Tentu untuk menunggu sesi makan siang murah dan enak itu.

Bayangkan, hanya dengan Rp5000, sudah kenyang dan puas. Lha, kalau di warung Padang, mana bisa Rp5000.

Mungkin, belum banyak yang tahu program Mesmuh ini. Kalau banyak yang tahu, bisa-bisa mesjid ini akan diserbu oleh orang-orang yang menunggu makan siang. Masalahnya Mesmuh hanya berlangsung sekali seminggu. Tiap hari Rabu.

 

 

~ SED, Imam Masjid Umar bin Al Khattab, Jatinegara

Terpopuler

To Top