Hentikan Politisasi Teror Surabaya! Ciptakan Kesejukan Ramadlan!

Nusantarakini.com, Jakarta –

Efek dari peristiwa teror di Surabaya tidak saja menimpa keluarga korban, tetapi kini merembet kemana-mana. Saling tuduh dan saling mengintimidasi terjadi dengan cepat. Satu pihak mengintimidasi yang lain sebagai pendukung aksi teror hanya karena membuat suatu komentar yang dinilai oleh pihak tertentu sebagai pendukung teror.

Akibatnya banyak person yang muncul di media sosial disebutkan telah diciduk oleh polisi setelah diadukan oleh pihak-pihak yang tak suka. Malahan sebuah video telah viral dimana seorang santri harus membongkar isi kotaknya karena dicurigai oleh pihak keamanan. Video lain malahan seorang perempuan berhijab digiring oleh orang-orang karena dicurigai.

Fenomena ini tentu menjadi bentuk teror baru terhadap masyarakat yang muncul setelah teror bom di Surabaya. Ada person diadukan sehingga mengalami persoalan dengan aparat. Ada santri dan muslimah menghadapi kecurigaan.

Menjelang bulan ramadlan yang penuh hikmat, tidak sepantasnya perlakuan-perlakuan semacam itu ditimpakan ke orang Muslim-muslimah yang tak tahu menahu dengan kasus pemboman di Surabaya tersebut.

Manakala ada pihak dengan sengaja mengeksploitasi isu pemboman di Surabaya tersebut dengan meletakkan tuduhan kepada semua kaum Muslimin dan menjadikan momen isu tersebut untuk bahan olok-olok, memojokkan dan stigma terhadap Islam dan kaum Muslimin, tidak perlu ragu untuk mengejar mereka yang tak bertanggung jawab tersebut dan menyeretnya ke pengadilan. Sebab kenapa? Orang semacam itu juga melakukan teror mental dengan wujud perlakuan yang menyakitkan. Mereka hanya bermaksud memancing reaksi marah dari kaum muslimin sekaligus memancing di air keruh di tengah situasi nasional yang memprihatinkan.

Sekali lagi, mari sejukkan suasana guna menyambut bulan suci ramadlan yang dihormati. Biarkan petugas keamanan bekerja tanpa dipanas-panasi dengan kicauan dan status yang intimidatif dan tendensius.

 

Syahrul E Dasopang/Mantan Ketum PB HMI