Politik

Pilkada Morowali: Elektabilitas Jeblok, ADAM Sewa Konsultan Politik

Nusantarakini.com, Palu –

Pilkada tinggal kurang lebih dua bulan lagi. Masing-masing paslon sudah mengerahkan segala daya upayanya untuk merebut hati pemilih. Mampukah mereka memanfaatkan waktu yang sempit ini untuk melakukan kampanye efektif?

Berdasarkan pemantauan redaksi di lapangan sejak awal hingga ahir masa kampanye, telah terjadi pergeseran sikap pemilih di Morowali secara signifikan. Paslon yang awalnya sangat populer, kini malah mengalami penurunan elektabilitas. Sementara yang awalnya tidak dianggap, kini elektabilitasnya semakin naik dan memimpin.

Paslon SAH di awal-awal masa kampanye, tingkat elektabikitasnya tinggi. Hal ini bisa dimaklumi karena adik bupati Morowali ini memang sudah cukup lama mamasang baliho di seantero wilayah untuk menyatakan maju sebagai calon bupati. Namun seiring dengan waktu, kini kini elektabilitasnya terus merosot. Isu dinasti politik, kurang pengalaman, pungutan fee proyek, pribadi paslon yg sombong adalah diantara isu-isu yang mendera paslon ini di lapangan. Isu ini sangat masif beredar dan dibenarkan oleh masyarakat Morowali. Masyarakat nampaknya sudah sadar bahwa Paslon SAH bukanlah paslon yang benar untuk mereka dukung pada pilkada 2018.

Demikian juga kondisinya sama dengan paslon ADAM. Paslon ini, khususnya Ambodale sedari awal memang cukup populer dibanding paslon lain. Hal ini disebabkan, paslon ini jauh-jauh hari selama setahun sebelum masa penetapan paslon sudah melakukan sosialisasi ke desa-desa. Posisinya sebagai ketua DPRD Morowali sangat menguntungkanya dalam proses sosialisasi di masa-masa awal.

Namun selepas Ambodale diturunkan sebagai ketua DPRD Morowali dan berbagai isu negatif menderanya, tingkat elektabilitasnya merosot tajam. Salah satu isu yang berkembang di masyarakat Morowali adalah soal korupsi dana KNPI yang melibatkan Ambodale. Berita soal korupsi Ambodale ini sering dimuat di koran lokal Morowali. Isu lainya, masyarakat merasa tertipu oleh Ambodale yang sering mengatakan bila dirinya adalah orang Bajo padahal ia berasal bukan dari suku Bajo. Selama menjadi anggota dewan, Ambodale juga tidak terlalu banyak berperan di masyarakat.

Melihat situasi darurat ini, baik paslon SAH dan ADAM cepat-cepat menyewa konsultan politik untuk membantunya. Baru-baru ini SAH meminta lembaga Parameter Survei Indonesia untuk membantunya. Lembaga yang berkantor di Jl.Kamala Raya No.53 Makassar ini juga telah melakukan kampanye door to door yang dikamuflasekan sebagai survei popularitas.

Responden (masyarakat) yang mau diwawancarai diberi souvenir dompet yang ada “isinya”. Menurut responden, mereka selain diwawancara juga diarahkan untuk mendukung paslon SAH. Berdasarkan info dari internal tim SAH yang berhasil ditemui redaksi, hasil surveinya sangat mengecewakan paslon SAH. Dia menyebutkan paslon SAH berada di urutan ketiga. Namun demikian paslon SAH pasrah dengan hasil ini.

Bila paslon SAH meminta bantuan dari lembaga lokal dari Makassar, paslon ADAM memanggil konsultan dari Jakarta. Mereka menyewa lembaga Duta Survei Indonesia untuk mendampingi mereka di Pilkada Morowali. Berdasarkan informasi dari internal tim ADAM, yang berinisal AH, yang ada di Jakarta, untuk tahap awal, konsultan pecahan dari LSI ini akan diminta untuk melakukan survei awal. Setelah survei, konsultan akan melakukan beberapa program untuk mendongkrak kembali elektabilitas paslon ADAM yang kian terpuruk. Mampukah konsultan ini mampu membantu menaikan kembali elektabilitas ADAM atau hanya sekedar merogoh kocek paslon ini? Kita lihat saja.

Terpopuler

To Top