Nasional

KECOLONGAN LAGI! Saat Umat Tersedot Oleh Puisi Sukmawati, Pemerintah Akan Cantumkan Penghayat Kepercayaan di KTP

Nusantarakini.com, Jakarta –

Gila. Nggak ada habis-habisnya isu demi isu dilemparkan ke publik. Umat Islam paling empuk sebagai sasaran untuk dipermainkan dan dimanipulasi. Begitu kata seorang pengamat sejarah sosial umat Islam Indonesia.

Seperti petir di siang hari, kasus puisi Sukmawati tiba-tiba menyedot perhatian umat Islam. Tidak hanya itu, umat Islam ramai-ramai akan berdemo mulai Kamis hingga Jumat besok.

Jelas terlihat ada gelagat eskalasi yang didorong secara sistematis. Entah siapa yang bekerja demikian kuat dan cekatan.

Padahal pada waktu bersamaan, pemerintah akan menerapkan pencantuman penghayat kepercayaan pada daftar identitas di KTP. Suatu hal yang ditolak oleh umat Islam sejak lama.

Malahan pada masa Orde Baru, isu ini merangsang demo besar-besaran. Sekarang rupanya oleh pemerintah dilakukan lagi.

Implikasi dari pencantuman semacam itu, akan mengkristalkan golongan di dalam tubuh umat Islam yang cenderung melakoni agama secara kebatinan. Nantinya mereka akan mendapatkan peluang untuk memisahkan diri dari umat Islam dan mengukuhkan diri sebagai golongan yang terpisah dari umat Islam. Terutama hal ini cenderung terjadi pada mereka yang disebut abangan.

Tentu saja kebijakan yang berimplikasi luas dan mendalam ini akan menimbulkan kembali segregasi sosial di tubuh masyarakat, yaitu santri versus abangan. Apakah hal ini memang yang ditargetkan dari kebijakan pemerintah, kita tidak tahu. Tapi kita dapat memprediksi implikasinya.

Secara logis, kebijakan sosial kependudukan ini sama saja menargetkan populasi umat Islam di Indonesia. Malahan ini akan lebih serius ketimbang puisi Sukmawati. Apalagi Sukmawati sudah mengumumkan permintaan maafnya. Lalu mengapa energi umat masih terus diarahkan ke soal puisi? Kenapa tidak kepada hal yang lebih serius? (kurir langit)

Terpopuler

To Top