Politik

Pilkada Morowali: Warga Cegat Mobil Arak-Arakan Kampanye Damai. Mengapa?

Nusantarakini.com, Sulteng –

Tahapan pilkada serentak sudah memasuki tahap deklarasi kampanye damai (Minggu, 18 Februari 2018). Pihak KPU sudah mengatur tata cara kampanye damai ini. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengarak semua paslon berkeliling kota. Acara ini nampak meriah karena diikuti oleh semua pemangku kepentingan dan para pendukung setiap paslon.

Tahapan yang wajib diikuti oleh semua paslon ini dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia yang melaksanakan Pilkada. Termasuk juga pelaksanaan kampanye damai di kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Di kabupaten yang kaya dengan tambang ini, kampanye pilkada damai juga berjalan dengan meriah. Kampanye damai ini diikuti oleh semua paslon. Mulai dari paslon nomor urut 1, yaitu Taslim-H.Najamudin (TAHAJUD). Nomor urut 2, paslon Ambodale-Aminuddin. Nomor urut 3, paslon Syarufundi Hafiz-Chaerudin Zen. Nomor Urut 4, paslon Silahudin Karim-Sunardin.

Namun ada peristiwa yang menarik saat berlangsung acara kampanye damai di kabupaten Morowali kemarin. Pasalnya, saat mobil arak-arakan yang sedang membawa paslon pilkada di tengah jalan dihentikan oleh warga. Pihak panitia sempat kaget dengan aksi penghentian mobil arak-arakan ini. Sebab, kebanyakan yang menghentikan kendaraan di tengah jalan ini sebagian besar adalah para ibu-ibu rumah tangga.

Ternyata, aksi penghentian ini adalah aksi spontanitas warga masyarakat Morowali yang mendukung paslon Taslim-H.Najamudin untuk memimpin Kabupaten Morowali lima tahun kedepan. Aksi spontanitas ibu-ibu ini dilakukan dengan memberikan karangan bunga kepada paslon yang menggunakan akronim TAHAJUD. Sementara paslon yang lain nampak hanya bengong melihat aksi spontanitas warga ini.

Aksi spontanitas yang bikin heboh ini terjadi di sepanjang rute perjalan yang dilalui oleh kendaraan yang membawa paslon bupati dan wakil bupati Morowali. Tidak hanya karangan bunga, warga juga memberikan hasil bumi seperti pisang dan kelapa kepada paslon TAHAJUD. Menurut Ani, salah satu ibu yang memberikan pisang kepada paslon TAHAJUD, mengatakan bahwa maksud mereka memberikan hasil bumi kepada paslon adalah sebagai rasa simpati dan dukungan moril kepada paslon. “Di budaya masyarakat Morowali bila kita ingin memberikan simpati dan dukungan moral kepada seseorang, kita biasa kasih pisang atau kelapa,” papar Ani.

Saat ditanya mengapa simpati dan dukungan warga Morowali lebih banyak diberikan kepada paslon TAHAJUD, ia menjawab bila paslon ini yang paling baik diantara paslon yang lain. “Paslon yang lain ada belum layak, belum punya kemampuan dan ada lagi yang korupsi”, jelas Ani. (*mk)

Terpopuler

To Top