Sindrom At-Takatsur. Mau Tahu Apa Itu?

Nusantarakini.com, Jakarta –

At-Takatsur adalah surat Al-Qur’an yang menerangkan tabiat dasar manusia. Tabiat ini yaitu kecenderungan untuk mencintai kesenangan duniawi berupa saling memperbanyak harta dan popularitas. Tabiat dasar ini dikecam oleh Allah. Lebih rincinya, inilah kata Al-Qur’an:

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At Takatsur: 1-8).

Sindrom At-Takatsur inilah yang banyak diidap manusia masa kini. Sindrom ini pulalah yang membuat sifat pengecut timbul di dalam hati manusia. Patriotisme hilang.

Pada umumnya sekarang manusia dari tingkat atas hingga tingkat rakyat jelata mengidap sindrom ini. Tingkat atas yang duduk menjadi pemimpin lebih sibuk menyalurkan kepentingan usaha dan keluarganya ketimbang mendedikasikan hidupnya untuk pembebasan rakyat dari penghisapan binatang-binatang ekonomi yang ganas di sekeliling mereka.

Sindrom At-Takatsur ini boleh jadi hasil andil pendidikan selama ini yang memang memompakan semangat at-Takatsur alias saling berlomba memperbanyak harta. Bukan berlomba memperbanyak perbendaharaan kebaikan kepada orang lain.

Sindrom at-Takatsur ini harus dibunuh dengan Akhlak Adl-Dluha. Adl-Dluha ialah matahari pagi yang indah memberi harapan dan kehangatan. Lebih rinci inilah yang dikatakan Al-Qur’an:

  1. “Demi waktu dhuha [Ketika matahari naik sepenggalah]”
  2. “Dan demi malam apabila telah sunyi”
  3. “Tuhanmu tidak meninggalkan engkau [Muhammad] dan tidak [pula] membencimu”
  4. “Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan”
  5. “Dan sungguh, kelak tuhanmu pasti memberikan karunianya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”
  6. “Bukankah dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia melindungimu”
  7. “Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu dia memberikan petunjuk”
  8. “Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, Lalu dia memberikan kecukupan”
  9. “Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku swenang-wenang”
  10. “Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardiknya”
  11. “Dan terhadap nikmat tuhannmu, Hendaklah engkau nyatakan dengan [bersyukur]”

Lantas, sudahkah sindrom At-Takatsur itu telah Anda temukan dalam diri Anda lalu kemudian Akhlak Adl-Dluha sudah siap Anda suburkan dalam hidup dan kesadaran Anda?

Ayo, jangan terlambat untuk berbuat baik. Suburkan Akhlak Adl-Dluha dalam hidup Anda.

 

– Kyai Embun