Nusantarakini.com, Jakarta –
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menginstruksikan jajarannya menggelar nonton bareng (nobar) film G30S/PKI. Kenapa Jokowi dan PDIP Galau? Aneh!
Malah Presiden minta dibuatkan film versi baru. Apakah kesemua ini dilatarbelakangi faktor nasab keluarga yang hingga kini masih belum jelas? Juga hampir semua pejabat PDIP berkomentar senada seperti koor. Galau berjamaah terkait instruksi nobar. Apakah ada kebersinggungan dengan sejarah gerakan PKI terkait erat dengan PDIP?
Sejarah telah mencatat aksi pengkhianatan dan kekejaman PKI sepanjang masa. Dari peristiwa melakukan penculikan perwira TNI, sampai melakukan aksi teror terhadap ulama, santri dan rakyat di berbagai daerah. Catatan hitam keganasan PKI ini sungguh tidak akan pernah terlupakan dalam benak rakyat Indonesia.
Karena itu sudah sewajarnya panglima TNI secara tegas menunjukkan sikap dengan mengintruksikan jajaran nobar film G30S/PKI, meskipun sebagai bawahan presiden, ia harus bertentangan atau bertolak belakang dengan sikap atasan dan partai berkuasa.
Panglima memilih bersikap lebih mendahulukan dan mengutamakan kebenaran sejarah dan kepentingan rakyat banyak, daripada kepentingan ideologi penguasa.
Kita menanti sikap tegas Panglima selangkah lagi mengatasi persoalan berbangsa dan bernegara yang semakin kusut masai. Golongan Komunis sudah demikian jumawa mencabik-cabik kedaulatan NKRI. Menggadaikan negara, menguras kekayaan alam dan menguasai berjuta hektar tanah bangsa Indonesia, sehingga membuat keutuhan tanah air terberai dan kehidupan rakyat makin melarat. [mc]
*Martimus Amin, Pengamat Politik dan Hukum.