Nasional

Patung Ini Ditutup: Bukti Invalidnya Media Mainstream dan Ampuhnya Medsos dan Media Online Independen

Nusantarakini.com, Jakarta –

Dari manakah kita lebih banyak memperoleh kabar dan analisa tentang berdirinya patung dewa perang china hingga penutupannya sekarang ini? Tentu jawabannya bukan dari media mainstream, tapi dari medsos dan media online independen yang memiliki sudut pandang alternatif.

Patung setinggi lebih dari 30 meter di Tuban yang kelak akan menjadi landmark kota para wali itu, akhirnya ditutup dengan kain putih. Itu pun kita peroleh lewat watsapp ke watsapp yang viral. Inilah fenomena peredaran informasi sekarang ini.

Ini juga menjadi bukti sekali lagi bahwa media sosial yang sifatnya berantai dan menyebar atau viral yang didukung oleh media-media online independen memang ampuh menjadi sarana tekanan untuk mengubah kebijakan yang sudah ada.

Padahal, patung dewa perang ini telah diresmikan oleh ketua MPR Zulkipli Hasan.

Kekalahan para pendukung berdirinya patung ini bahwa mereka tidak selaras dengan semangat rakyat dan hanya mendasarkan tindakan mereka pada kekuatan uang. Nyatanya, uang belakangan ini tidak bisa menutup protes rakyat dan tidak akan sanggup menyumpal mulut kritis rakyat seluruh Indonesia.

Media mainstream yang umumnya dikendalikan para penguasa uang, belakangan nasibnya menyedihkan dan memalukan. Media tidak lagi berfungsi sebagai pemandu rakyat dalam memperjuangkan aspirasinya. Media terperosok menjadi tukang kecapnya penguasa sekaligus penutup suara-suara kritis dari rakyat. Akibatnya, marwah media dan para wartawannya, tidak lagi indah di mata rakyat.

Di tengah situasi runtuhnya moral media mainstream, rakyat langsung menjadi jurnalis yang menekan melalui saluran media sosial. Rakyat hanya dibantu oleh segelintir media-media online independen untuk menarasikan esensi tuntutan dan aspirasi mereka.

Dalam situasi demikian, sudah banyak warga yang berhenti membaca koran dan menonton berita dari tv-tv karena muak dan benci dengan media mainstream.

Bukan tidak mungkin sudah terjadi penurunan drastis para pembaca koran dan pemirsa tv. Orang lebih mengandalkan sumber berita dan informasinya dari group-group wa dan akun facebook yang mereka percayai.

Demikianlah jadinya jika media tunduk pada pemiliknya yang kebanyakan konglomerat dan berjarak dengan rakyat kecil tersebut. (ftr)

 

Terpopuler

To Top