Nasional

GEPRINDO Kecam Pendirian Patung Jenderal Perang Cina di Tuban

Nusantarakini.com, Jakarta – 

Presiden Gerakan Pribumi Indonesia (GEPRINDO) Bastian P Simanjuntak mengecam keras didirikannya patung Jendral Perang Cina, Kwan Sing Tee Koen yang tingginya 30,4 meter yang berada di klenteng Kwan Sing Bio, Tuban Jawa Timur.

“Menurut saya pendirian patung tersebut lebih besar muatan politisnya daripada nilai-nilai keagamaannya,” kata Bastian kepada Nusantarakini.com, Jakarta, Ahad (30/7/2017).

Bastian mempertanyakan untuk apa membangun patung jenderal perang Cina di Tuban besar-besar? Untuk gagah-gagahan? Dia mengingatkan bahwa ini negara Indonesia yang didirikan oleh bangsa Indonesia, dimiliki dan dikuasai oleh Bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, lanjut Bastian, tidak boleh ada bangsa lain yang sok kuasa di republik ini dengan mendirikan patung jenderal perangnya sebangsanya besar-besar. Bangsa Indonesia tidak mengenal panglima perang yang bernama Sing Tee Koen, panglima perang Bangsa Indonesia adalah Panglima Besar Jenderal Sudirman.

“Saya mencurigai ada maksud lain dibalik pendirian patung sebesar itu. Oleh karena itu sebaiknya Badan Intelijen Indonesia turun tangan mengumpulkan informasi apa alasan sebenarnya dibalik pendirian patung sebesar itu, ada tidak aliran dana dari negara komunis Cina? Rakyat Indonesia sangat paham, Negara Cina memiliki kepentingan strategis terhadap Indonesia. Ada rencana menghidupkan kembali jalur sutra, ada pembangunan proyek-proyek infrastruktur, pengakuisisian tambang energi dan mineral, perkebunan, ada pembelian hunian oleh warga Cina di pulau reklamasi dan Meikarta, ada proyek kereta api cepat, ada pencurian ikan, penyelundupan narkoba, kejahatan IT dan banjirnya produk-produk cina di pasar Indonesia,” beber Bastian panjang lebar.

“Di Taman Mini telah dibangun Patung Laskar Tionghoa, di Tuban dibangun Patung Jenderal Perang Cina. Ke depan mau bangun patung apalagi? Saya khawatir jika hal ini dibiarkan terus menerus oleh pemerintah Indonesia, bangsa Cina semakin besar kepala dan tidak menghormati Bangsa Indonesia,” sambungnya.

Bastian juga menekankan, Pemerintah harus segera bertindak dengan menerbitkan peraturan yang tidak memperbolehkan pembangunan simbol-simbol bangsa lain di Indonesia yang bisa menimbulkan rasa nasionalisme asing.

“BIN, TNI, Polri jangan sampai kebodohan. Jika di kota saja tidak bisa mendeteksi ancaman asing, bagaimana mencegah ancaman di pulau-pulau terluar? Panglima TNI berkali-kali berpidato tentang perang asimetris, perang proxi, namun mengapa patung jenderal perang Cina setinggi 30 meter tidak dianggap sebagai ancaman kedaulatan? Coba kita pikir, bolehkah kita mendirikan patung jendral sudirman setinggi 30 meter di Cina sana?” tegasnya.

GEPRINDO akan mengirimkan surat kepada pengurus klenteng agar segera menurunkan patung raksasa tersebut, sebab keberadaan patung sebesar itu bisa membuat kecil para pahlawan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan maupun pra kemerdekaan. Demikian Bastian Simanjuntak dalam keterangannya kepada Nusantarakini.com. [rm]

Terpopuler

To Top