Nusantarakini.com, Jakarta –
Penguasa! Kok kulihet klen rada sedikit kendor dan jeda mengerjai perasaan umat Islam, ya? Apa karena takut dibilang tidak menghormati bulan ramadlan?
Janganlah begitu. Justru kami kini rindu nakalnya permainan klen.
Kalok klen kehabisan ide mengerjain umat Islam, jangan sungkan-sungkan, tanya sendirilah pemuka-pemuka umat: apa yang paling sensitif dilukai, supaya umat Islam marah dan ngamuk? Pasti tahu. Jangan cuma mengandalkan hasil diskusi di antara klen.
Yaaah…kalok boleh menilai sih, level klen mengerjain umat Islam masih bau kencur dan gampang amat dideteksi dan diiagnosis.
Ibarat kata, klen itu cuma kayak Bides nyuntik bayi buat imunisasi cacar. Sehari dua hari memang bikin demam, tapi jangka panjang bikin sehat dan kebal. Untuk itu, pekerjaan klen ke kami umat Islam, kami haturkan terima kasih, lah.
Klen kan harusnya bisalah belajar bagaimana serum bernama Ahok yang klen suntikkan ke sistem, akhirnya ditolak oleh darah putih yang mengalir di sistem tubuh umat Islam. Belajar nggak, klen? Jangan-jangan nggak belajar?
Hasilnya apa? Produksi darah putih di tubuh umat Islam makin banyak dan makin kencang, kan? Tak percaya, klen? Lihat yang bergerak itu, jutaan warna putih, kan? Nggak lihat, apa? Pake kacamata dong.
Yang mau kami bilang, itu yang bereaksi baru darah putihnya umat Islam. Bagaimana jika unsur darah merahnya juga serentak bereaksi? Bisa kelar hidup, lho.
Sekarang sudah terlanjur. Klen juga yang nakal ngusik-ngusik. Sudah pada bangun semua. Nyuruhin tidur, sudah susah. Udah kenyang tidur. Mata umat udah melek.
Mereka sudah tahu dan ngerasa ada unsur asing yang masuk ke dalam sistem tubuh mereka. Yah…secara alamiah mereka akan mengeluarkannya lewat saluran ekskresi.
Jadi gimana penguasa? Sudah siap dikeluarkan dari saluran ekskresi?
~ John Mortir