Nusantarakini.com, Jakarta –
Kekalahan Paslon Ahok-Djarot pada Pilkada DKI Jakarta tampaknya membuat pendukungnya sangat terguncang batinnya dan sangat berat untuk melupakan mimpi buruk tersebut.
Namun satu hal yang naif adalah saat pendukung Ahok cenderung menyalahkan pihak lain atas kekalahan di Pilkada DKI Jakarta. Salah satu pihak yang menjadi sasaran kemarahan pendukung Ahok adalah Wapres Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla disalahkan karena ia dituding tidak berpihak kepada paslon Ahok-Djarot. Jusuf Kalla dituduh malah cenderung mendukung Paslon Anies-Sandi. Pasalnya, selama masa kampanye Pilkada DKI, Jusuf Kalla sering mengeluarkan pernyataan yang cenderung menyudutkan Paslon Ahok-Djarot dan lebih menguntungkan Paslon Anies-Sandi.
Menurut pendukung Ahok-Djarot, sikap Jusuf Kalla yang tidak mendukung Ahok-Djarot merupakan bentuk pengkhianatan terhadap Jokowi. Hal ini salah satunya dinyatakan oleh Adian Napitupulu, pendukung berat Ahok yang saat ini menjadi anggota DPR RI dari fraksi PDIP.
Adian Napitupulu menyatakan kepada Jusuf Kalla untuk jangan coba-coba mengkhianati Jokowi. Hal ini disampaikan Adian di Graha Cipta II, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Senin (15/5), saat acara Refleksi Gerakan Mahasiswa 98 Melawan Kebangkitan Orde Baru, yang diselenggarakan oleh Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98).
Sekjen PENA 98 ini menyerukan agar semua pihak yang berada di lingkaran Istana Negara untuk tidak berkhianat kepada Presiden Joko Widodo. “Kalau misalnya kemudian Wakil Presiden juga mau mencoba-coba (khianati Jokowi), kita akan mencatat namanya. Dan kami harap, kerakusan-kerakusan untuk berkuasa tidak mengorbankan rakyat kita,” seru mantan aktivis jalanan ini.
Ancaman Adian ini tentunya mendapat tanggapan serius dari berbagai pihak. Salah satunya adalah dari masyarakat Sulawesi Selatan yang tinggal di seputar Jabodetabek. Mereka mengecam pernyataan Adian tersebut. Bahkan, berdasarkan informasi yang diterima redaksi NK, sore ini (17/5/2017) mereka akan mengadakan rapat untuk membahas langkah lebih lanjut apa akan mereka ambil atas pernyataan Adian tersebut.
Berdasarkan surat undangan rapat yang mengatasnamakan masyarakat Sulsel di Jabodetabek ini mencantumkan nama DR. Said Didu, Insanial Burhamzah, IR. Aslam Katutu, Frman Rappa dan Basri tersebut, rapat diadakan di Wisma Sulsel, Jl. Yusuf Adiwinata, Jakarta Pusat. Surat ini juga ditembuskan ke Gubernur Sulawesi Selatan dan Walikota Makassar. (*mk)