Analisa

Panggilan HRS atas Kasus ‘Chatt’ Firza, Puncak Kengawuran Hukum

Nusantarakini.com, Jakarta – 

Penyelidikan atas kasus percakapan dan chatting Firza Husein yang dikait-kaitkan terhadap Ketua FPI Habib Rizieq Syihab (HRS), sangat tidak umum menurut kaca mata hukum

Pertama, konten audio percakapan dan chatting diupload dan tersebar melalui situs baladacintarizieq. Sudah bisa ditebak dari nama situs saja memang sengaja dibuat untuk maksud  tertentu. Skenario mendiskreditkan dan mengkriminalisasikan HRS. Infonya pemilik situs adalah warga keturunan yang rasis dan sangat anti pribumi.

Kedua, darimana konten didapat dan di upload oleh situs tersebut? Pertanyaan menarik dapat kita korek dari keterangan Firza sewaktu pemeriksaan dirinya terkait kasus dugaan makar, HP-nya disita oleh aparat kepolisian. Setelah dikembalikan barulah konten tersebar via situs baladacintarizieq.

Ketiga, kemudian apa hubungan dengan HRS?  Aneh hanya sekedar percakapan dan audio tidak jelas bahkan diduga hasil rekayasa, serta disebarkan orang lain, kenapa HRS dan istrinya dipanggil oleh kepolisian dan diancam ditersangkakan. Peristiwa dan delik pidana apa diperbuatnya?

Apakah penegakan hukum sejak dipimpin Presiden Jokowi sudah sedemikian ngawur?

Keempat, pemanggilan HRS dapat ditebak dengan mudah. Kesemua ini terkait dengan sikapnya yang tetap istiqomah memimpin perjuangan penegakan hukum dan keadilan ‘menuntut ahok dipenjarakan dalam kasus menista agama’. Dengan melalui pemeriksaan kasus ini polisi sengaja ingin mengganggu psikologis HRS dan keluarganya. Dengan kata lain ingin mempermalukan ke publik dan membuat keharmonisan rumah tangganya berantakan

Cara-cara kotor yang sangat menjijikkan. Namun kita yakin tidak akan mempan bagi pejuang tangguh sekaliber HRS yang sudah ditempa berbagai aral.

Kelima, kami pertegas kenapa polisi tidak bertindak mengusut video SARA Ahok yang jelas -jelas berpotensi memecah belah NKRI. Juga terhadap Steven putra taipan yang begitu sadis menghina pribumi termasuk polisi dengan sebutan ‘Tiko’ alias tikus got atau babi anjing.

Para rasis dibiarkan bebas berkeliaran. Sementara HRS yang  gigih membela  negara dan bangsa serta kehormatan dan harga diri pribumi yang diinjak keturunan rasis, malah  diperlakukan semena-mena.

Meski kita hidup di era kemerdekaan tetapi kenyataannya seperti di jaman penjajahan Belanda saja. (mc)

*Martimus Amin, Penggiat Politik dan Hukum.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top