Nusantarakini.com, Jakarta –
Aktivis 80-an dan pegiat budaya yang aktif menyelenggarakan pentas seni budaya, Geisz Chalifa, merasa prihatin dengan kondisi pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) di DKI Jakarta.
Menurut Geisz, serangan pada Anies-Sandi semakin brutal. Fitnah dan berbagai framing dengan cara memotong-motong berita begitu dasyat. Di sisi lain, lanjut Geisz, serangan darat mereka lakukan dengan masif.
“Berbagai tempat mereka datangi baik dengan cara-cara kotor, menipu tempat pengajian yang akhirnya ribut dengan pemilik rumah maupun dengan warga masyarakat dengan alasan membantu korban bencana, namun dengan kampanye terselubung yang akhirnya ditolak,” terang Geisz dalam keterangan tertulisnya kepada Nusantarakini.com, Jakarta (17/3/2017).
“Bagi Ade Armando dan kawan-kawan, otak dungu mereka bekerja dengan cara lama, semakin tinggi sentimen negatif pada Anies-Sandi di Medsos maka akan semakin turun suara pemilihnya,” tambah Geisz.
Geisz lebih lanjut menerangkan mengapa semua itu mereka lakukan dengan cara-cara brutal sedemikian rupa? Menurutnya, Ade Armando adalah bagian dari SMRC yang sampai hari ini tak juga merilis hasil surveynya karena survey Ahok jeblok tertinggal jauh dari Anies-Sandi.
“Apakah ini dugaan atau opini saya semata? Hanya orang yang tak mampu berfikir yang tak faham situasi ini,” jelas Geisz.
“Populi juga demikian, mereka tak merilis hasil survey. Juga lembaga konsultan lainnya yang menjadi tim konsutan Ahok. Mereka berharap setelah serangan udara sangat gencar juga serangan darat dilakukan dengan masif termasuk bagi-bagi uang dan sembako,” tambah Geisz membeberkan.
Maka diharapkan, sambung Geisz, Survey Ahok akan kembali naik dan ternyata sampai hari ini masih juga jeblok. Maka kepanikan melanda para Ahoker, kekerasan demi kekerasan dalam tulisan mereka lakukan.
“Beragam fitnah mereka luncurkan yang seringkali berbalik kepada mereka sendiri karena lupa kordinasi. Contohnya adalah pameran buku di Jerman yang terserempet malah Ahoker kelas wahid Goenawan Muhammad,” ungkapnya.
Lucunya, kata dia, mereka berfikir bahwa kita tak faham taktik yang semacam itu.
“Adu pintar di lapangan dan di udara ya… Relawan Anies jauh lebih pintar dari pada kalian kaum otak dikit yang bekerja hanya untuk majikan,” ucap Geisz.
“Saya berikan sedikit bocoran untuk para Ahoker dungu, konsolidasi relawan Anies berjalan efektif, para relawan Rp 0 itu bekerja dengan hati dan loyalitas tinggi,” tambah Geisz.
“Hanya satu cara yang kalian dapat lakukan untuk menang di pilkada ini yaitu: curang, yang tentu saja akan kami awasi semua langkah,” pungkasnya. (mc)