Nusantarakini.com, Jakarta-
PEMIMPIN YANG EMOSIONAL
Oleh: Edriana Noerdin
Malam ini (Sabtu, 4/3/2017) saya menghadiri rapat Pleno KPUD DKI Jakarta ttg penetapan hasil pilkada DKI putaran 1 dan penetapan Paslon yang akan maju pada putaran kedua di Hotel Borobudur. Ruangan tersebut sangat besar dihiasi secara meriah dengan 2 screen raksasa kiri kanan, dipenuhi oleh wartawan dan kamera-kamera TV, dan di luar banyak sekali staf KPUD sebagai penerima tamu.
1. Sebelum acara dimulai saya menunggu di Coffee Shop dekat Flores Room. Mas Anies dan Bang Sandi sudah berada di ruang VIP sejak pukul 19.20 karena dalam undangan acara tersebut dimulai jam 19.30.
2. Sekitar jam 19.50 rombongan Pak Ahok yang cukup banyak orangnya melintas di depan coffee shop menuju ruangan Flores Room.
Dan kemudian saya berjalan pelan-pelan di belakang rombongan tersebut. Begitu rombongan pak Ahok masuk ruangan saya menuju meja penerima tamu untuk mengisi buku tamu. Sambil bertanya pada penerima tamu kenapa acara baru dimulai dan mereka mengatakan karena pak Ahok baru datang.
3. Jam 19.55 ketika saya masuk ruangan saya berpapasan dengan pak Ahok yang sedang marah-marah sambil mengeluarkan kata-kata penuh kemarahan antara lain yang jelas saya dengar yaitu, “saya mau di diskualifikasi juga ga takut,” dan banyak lagi umpatan kata-kata lainnya. Suasananya sangat tegang karena pak Ahok keluar ruangan dengan penuh kemarahan, sambil tergesa-gesa dan suasana sangat kraudit karena banyak sekali wartawan yang mengikutinya. Mungkinkah ini memang cara pak Ahok untuk mendapatkan perhatian wartawan? Wallahualam….
Saya melihat pak Djarot sambil senyum-senyum dan juga anggota rombongan lainnya hanya mengikuti di belakang beliau dengan muka bingung.
4. Kemudian rombongan tersebut keluar dan naik keruangan di lantai 2, namun ada beberapa anggota rombongannya yang tidak mau ikut ke atas dan tetap berkeliaran di bawah walau teman-temannya meneriaki mereka untuk naik dan kumpul di lantai 2. Saya bertanya-tanya kenapa pak Ahok sudah menyiapkan ruangan di lantai 2? Ruangan apakah itu?
5. Kemudian saya ke depan dan menghampiri serta menyalami Mas Anies dan Bang Sandi. Waktu itu jam menunjukkan pukul 19.55. Lalu saya bertanya kepada Mas Anies dan Bang Sandi kenapa pak Ahok keluar sembari ngamuk marah-marah? Mas Anies dan Bang Sandi mengatakan tidak tahu dan juga terlihat bingung. Begitu pun tamu-tamu yang duduk di bangku paling depan tersebut juga mengatakan pak Ahok masuk dan tiba-tiba keluar dengan rombongannya sambil marah-marah.
5. Jam 20.07, akhirnya setelah semua kehebohan tersebut berlalu, acara dimulai dengan dibuka oleh tarian Betawi lalu disusul dengan pembacaan doa dan kemudian pidato penetapan hasil pilkada putaran 1 dan pengumuman Paslon yang masuk pada putaran ke 2.
6. Acara tetap berjalan sesuai dengan susunan acara yang sudah ditetapkan dalam undangan.
Note:
Saya sangat shock menyaksikan seorang pemimpin yang bisa begitu tiba-tiba meletup-meletup kemarahannya di depan publik hanya karena kesalahpahamannya sendiri.
Bila ada berita pembenaran atas sikap pak Ahok di media saya rasa itu upaya “damage control” saja karena saya menyaksikan sendiri luapan kemarahan beliau.
Pelajaran yang saya ambil dari kejadian tersebut adalah: kalau kita hidup bermasyarakat maka kita harus punya tata krama, tepo sliro dan sopan santun agar kita bisa menahan emosi dan tidak merasa selalu paling benar serta kurang sensitif pada situasi di sekeliling kita.
Semoga kita semua terhindar dari hal-hal yang buruk di kemudian hari. Aamiin Yaa Robbal ‘alamiin..
[mc]