Nusantarakini.com, Jakarta –
Rombongan Raja Salman akan datang ke Jakarta awal Maret ini. Kunjungan kenegaraan Raja Salman ini merupakan balasan atas kunjungan Presiden Jokowi sebelumnya. Disebut-sebut rombongan Raja Salman membawa lusinan pejabat dan pengusaha Arab Saudi. Tapi apa sebetulnya makna kunjungan Raja Arab Saudi yang sebetulnya amat langka ini? Disebutkan, setelah 40 tahun, baru kali ini lagi Raja Arab Saudi berkunjung lagi ke Jakarta.
Raja Salman dikenal sebagai raja Arab yang jauh dari sikap konservatif. Dia tidak jauh berbeda dengan mendiang Raja Abdullah yang dikenal reformis.
Beberapa makna kunjungan Raja Arab ke Asia Tenggara ini menunjukkan bahwa Arab Saudi mulai menyadari akan pentingnya kedudukan geopolitik Indonesia dewasa ini. Diperkirakan dalam beberapa tahun mendatang, Indonesia akan masuk menjadi lima besar kekuatan ekonomi dunia. Saat ini saja, Indonesia telah beberapa tahun menjadi bagian dari anggota G20 seperti halnya Arab Saudi.
Aspek lain dari pentingnya Indonesia di mata Saudi ialah sumbangan negeri ini terhadap pasar wisata religius Arab Saudi. Haji dan umroh memiliki peranan besar bagi pemasukan ekonomi negeri Wahabi ini. Dan Indonesialah merupakan penyumbang terbesarnya.
Layanan hotel, transportasi, consumer goods dan oleh-oleh terdampak langsung dengan sumber ekonomi Arab Saudi dari sektor Haji dan Umroh tersebut.
Aspek berikutnya adalah bergeraknya perubahan tatanan global. Di masa datang, peranan Amerika Serikat sebagai patron utama bagi keamanan Arab Saudi dan sekaligus sebagai pasar utama minyak dan gaa Arab Saudi, kemungkinan makin berkurang. Selain karena makin maraknya perkembangan sumber energi terbarukan, Amerika juga memiliki stok minyak yang makin besar. Perhatian utama pemerintahan baru Amerika yang dinahkodai Trump kepada dalam negerinya, makin membuat negera-negara semacam Arab Saudi mengambil lebih banyak sekutu strategis bagi kelangsungan dinasti Saud ini.
Apakah kunjungan Maret ini menegaskan bahwa Arab Saudi tengah membangun sekutu strategis dengan Indonesia, waktulah yang akan membuktikannya.
Masalahnya sekarang, apakah Indonesia sudah menyiapkan skema yang komprehensif agar keuntungan jangka panjang yang diambil dari kunjungan Raja Negeri Petrodollar ini dapat diraih dengan sempurna.
Tidak ada salahnya kunjungan Raja Salman yang diperkirakan memakan waktu lama ini diservice dengan memuaskan dan mempertemukannya secara langsung dengan komunitas-komunitas Arab dan Islam serta penganugerahan Doktor Honoria Causa di kampus terkemuka di Indonesia agar hubungan psikologis kedua negara dapat dibangun dengan mengesankan. (sed)