Nusantarakini.com, Serang— Pilkada Banten memasuki tahap penetapan calon setelah masing masing pasangan mendaftarkan diri di KPUD Banten, kali ini dipastikan hanya akan terjadi satu putaran karena yang bersaing merebut simpati rakyat Banten hanya dua pasangan yaitu Wahidin Halim-Andika dan Rano Karno-Embay Mulya Syarief.
Semula banyak orang yang berpikir dan memastikan bahwa Wahidin Andika akan dengan mudah memenangkan pertarungan melawan siapapun, karena terlalu kuat dan representatif mewakili berbagai sudut pandang, yaitu Betawi – Priangan Serang, Senior – Yunior, serta Andika adalah putra dinasti Atut yang kekuasaan keluarga dan jaringannya menggurita hampir di semua daerah Banten sementara Wahidin adalah tokoh senior Betawi yang pengaruhnya sangat kuat di Tangerang.
Benarkah Wahidin – Andika akan menang mudah? Cahyo Hendro, seorang profesional muda, mantan aktivis 98, sebagai bagian rakyat Banten berbicara lain. Menurutnya bisa jadi yang menang dan membuat kejutan adalah justru pasangan Rano –Mulya, apa pasal?. Pasangan kedua ini sebetulnya juga sama dengan pasangan pertama, keduanya juga perpaduan antara Betawi dan Priangan Banten, Rano adalah sosok simbolik anak muda Betawi yang sukses, sementara Embay adalah sosok jawara, kyai, ulama, profesional dan bisnisman sukses dari Serang Banten.
“ Kelebihan dari pasangan kedua adalah ke-betawi-an dan ke- banten-an dari dua tokoh ini terinternalisasi betul pada diri keduanya. Ikon Betawi ya Si Doel, Ikon Jawara Banten ya H Embay, begitulah kira-kita yang ada di benak rakyat.” Sehingga apabila hal ini bisa ditonjolkan oleh team Rano-Mulya maka pasangan ini bisa sangat dashat.” Tukas Cahyo.
Selain itu popularitas Rano Karno tidak terkalahkan. Dari anak-anak hingga ibu-ibu semua orang mengenal dan mengidolakan Rano Karno. Sebelum masuk dunia politik, Rano Karno sudah langganan menghiasi layar kaca melalui berbagai acara film, musik dan sinetron. Sejak remaja Rano Karno sudah sebagai bintang film berbakat. Sinetron terbarunya yang sangat mendokrak popularitasnya adalah yang berjudul Si Dul Anak Sekolahan.
Ini terbukti saat saat pilkada sebelumnya, dengan modal populartias Rano Karno berhasil memenangkan Pilkada Kabupaten Tangerang 2008 mendampingi Bupati Ismet Iskandar. Tiga tahun kemudian, Rano meninggalkan Tangerang karena dipinang mendampingi Ratu Atut pada Pilgub Banten 2011. Kembali, popularitas Rano Karno mampu mendokrak suara pasangan Atut-Rano untuk mengalahkan pasangan Wahidin Halim-Irna Nurulita dan pasangan Jazuli Juwaeni-Makmun Muzzaki.
Namun hanya bermodal popularitas tidak lah cukup untuk memenangkan sebuah Pilgub. Rano Karno membutuhkan tingkat elektablitas untuk meraih suara terbanyak. Di wilayah pedesaan, pemilih Rano Karno mungkin masih cukup besar. Di wilayah Lebak, Pandeglang, Serang pinggiran dan sebagaian wilayah kabupaten Tangerang, popularitas Rano Karno masih bisa diandalkan.
Namun di wilayah perkotaan, suara Rano masih lemah. Rano masih perlu usaha ektra keras untuk merebut hati pemilih perkotaan yang sangat melek infomasi. Mereka yang jumlahnya cukup signifikan ini tidak cukup hanya disodori popularitas semata. Suara pemilih di kota Tangerang, Tangerang Selatan dan sebagian kabupaten Tangerang butuh diyakinkan bahwa Rano adalah sosok pemimpin yang punya visi kuat, bersih dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banten.
Bagaimana dengan H Embay, pasangan Rano ini mempunyai kelebihan sebagai sosok jawara Banten yang sangat popular di kalangan aktivis kepemudaan, pengusaha dan birokrat atau kelas menengah. Karena bagi beberapa orang H Embay merupakan jawara Banten yang sudah sejak awal sangat modern dibandingkan dengan jawara jawara lain seumurnya.
Sikap Kritis beliau terhadap rezim dinasti yang berkuasa di Banten melalui organisasinya M3B, bersama Taufik Nuriman dulu, membuat betul betul membekas bagi para aktivis di Banten, H Embay adalah salah sosok ikon perubahan harapan bagi masyarakat Banten dibawah bayang bayang kekuasaan sebuah dinasti. Sikap kritis ini pula yang membuat beliau sejak dulu selalu mendapat dukungan dari kalangan kaum muda, mahasiswa dan aktivis untuk maju dalam setiap even pemilihan gubernur,walikota dan bupati.
Mungkin memang sudah menjadi takdir bagi rakyat Banten bahwa baru kali inilah H Embay Mulya Syarif bersedia untuk maju dalam sebuah pertarungan pilkada setelah sekian lama diminta oleh kelas menengah dan kaum muda Banten, sehingga dipastikan bahwa energi lama para agen perubahan masyarakat Banten akan berada dibelakang H Embay untuk mendukung.
Perpaduan Rano Karno yang sangat popular di kalangan bawah dan dukungan para kaum muda kritis, kalangan menengah di Banten terhadap H Embay, serta jejaring H Embay di kalangan jawara dan ulama berpengaruh seantero Banten, apabila potensi tersebut dikelola dengan baik oleh team pemenangan pasangan ini bukan tidak mungkin bahwa elektabilitas keduanya akan melesat naik, dan memenangkan pertarungan Pilkada Gubernur –Wagub Banten 2017 ini. STS