Nasional

AHOK Yang Congkak, Kok Bisa Berkuasa di Masyarakat Nusantara Yang Beradab?

Nusantarakini.com, Jakarta – AHOK ITU personifikasi manusia tamak, tergesa-gesa dan tidak ada rasa malu, khas manusia golongan non bangsawan yang datang dari utara.

Kemudian dengan izin Tuhan ia berkuasa di suatu masyarakat yang lain dengan mentalitas dirinya. Itulah sebabnya dia terlihat asing sekali pada masyarakat Indonesia yang menghargai perasaan dari pada otak.

Masyarakat dimana Ahok berkuasa hari ini adalah masyarakat khas negeri nusantara. manusia-manusianya menyenangi irama yang lambat tapi serasi. Tercermin dari cara mereka bekerja, telaten, pelan hingga sanggup pada suatu pekerjaan yang detail dan memakan waktu lama. Berlainan dengan cara bekerjanya manusia-manusia dari utara.

Tapi apa daya. Takdir berkata lain. Tragedi datang menghantam. Zaman beralih kepada serba tergesa-gesa. Memberi jalan dan keuntungan pada manusia-manusia agresif, tamak dan bengis. Manusia dari Barat meluncur ke nusantara. Temukan surga dan menganggap surga itu miliknya.

Berabad-abad orang Barat yang suka serba tergesa-gesa, tamak dan bengis itu memanipulasi kekuasaan di nusantara. Akhirnya manusia nusantara yang suka menjaga perasaan dan asing dengan artinya tamak – karena buat apa tamak toh semuanya ada di pekarangan – akhirnya tersingkirkan oleh manusia-manusia asing itu.

Sekuat-kuatnya manusia berharap, takdir pulalah yang menentukan. Semua tiada yang abadi. Masa berkuasa orang asing dari Barat itu di nusantara akhirnya berakhir juga. Balik ke benua mereka yang penuh salju.

Rupanya sepeninggal manusia tamak dari Barat itu masih tersisa manusia tamak, tergesa-gesa dan tiada malu dari utara. Setahap demi setahap semua kekayaan nusantara ditelan.

Seperti halnya manusia tergesa-gesa dari Barat, mereka tidak akan berkuasa jika tidak bersekutu dengan sebagian manusia nusantara yang pemalas dan congkak. Ini merupakan bagian lain dari manusia nusantara.

Si pemalas dan congkak yang merajai simpul-simpul kekuasaan pemerintahan, bersekutu dengan manusia tamak dari utara. Mereka inginnya hasil, tanpa keluar keringat, cukup mengandalkan keterampilan membentak-bentak. Alhasil sebagian besar manusia nusantara lagi-lagi tersingkir dan tertindas. Lalu adakah cara bagi mereka untuk membebaskan diri?

Mereka tidak perlu menengok ke selatan atau timur. Di antara manusia nusantara, ada yang membawa bakat sifat gigih, keras hati dan pantang menyerah. Merekalah manusia-manusia pelaut nusantara.

Manusia-manusia pelaut nusantara hendaklah bersatu dengan manusia-manusia telatan, tenang, tulus dan tabah. Yah…itulah manusia Jawa. Sedang yang pertama, itulah manusia Bugis dan Minang.

Kedua unsur itu saja yang merger, niscaya petaka yang dibawa oleh perkawinan sundal manusia tamak dari utara dengan manusia lokal yang pemalas dan congkak, dapat disingkirkan. (sed)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top