Yusril Diujung Tanduk. Mengapa Minta Restu SBY?

Nusantarakini.com, Jakarta – Pencalonan Yusril Ihza Mahendra untuk Gubernur DKI kini menemui fase kritis. Setelah Gerindra dipastikan akan memilih Sjafrie Sjamsoeddin sebagai calon mereka dan Partai Golkar yang jatuh ke tangan Setya Novanto besutan Luhut Panjaitan, praktis Yusril hanya akan menunggu dukungan dari PKS dan Demokrat. Dukungan dari kedua partai tersebut belum dengan sendirinya menjamin mulusnya pencalonan Yusril untuk Gubernur DKI. Hal yang harusnya dia maksimalkan adalah maju dari jalur independen dengan kombinasi dukungan oleh kedua partai tengah tersebut.

Namun siapakah sosok bakan calon gubernur DKI ini, berikut adalah informasinya yang dihimpun dari berbagai sumber.

Yusril Ihza Mahendra lahir pada tanggal 5 Pebruari 1956 di Kampung Lalang, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur. Memperoleh Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia dengan spesialisasi Hukum Tata Negara, tahun 1982. Bekerja sebagai dosen di almamaternya kemudian pada 1984 melanjutkan S-2 di University of the Punjab (India) untuk mengambil gelar master dan disusul dengan memperoleh gelar Doctor of Philosophy dalam Ilmu Politik, dengan spesialisasi Perbandingan Politik Masyarakat-Masyarakat Muslim, di Universiti Sains Malaysia, tahun 1993.

Selain di almamaternya, tercatat juga sebagai dosen di beberapa Universitas seperti dosen di Akademi Ilmu Pemasyarakatan, Departemen Kehakiman pada tahun 1983 dan dosen di fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Kemudian, diangkat sebagai Guru Besar Ilmu Hukum di Universitas Indonesia dan mengajar Hukum Tata Negara, Teori Ilmu Hukum dan Filsafat Hukum pada program pascasarjana.

Tercatat telah tiga kali menempati jabatan sebagai menteri dalam kabinet pemerintahan Indonesia, yaitu Menteri Hukum dan Perundang-undangan pada Kabinet Persatuan Nasional, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada Kabinet Gotong Royong, dan terakhir sebagai Menteri Sekretaris Negara pada Kabinet Indonesia Bersatu.

Beberapa karyanya antara lain :

Dinamika Tata Negara Indonesia: Kompilasi Aktual Masalah Konstitusi, Dewan Perwakilan, dan Sistem Kepartaian, 1996; Pemerintahan yang Amanah, 1998; Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam: Perbandingan Partai Masyumi (Indonesia) dan Partai Jamaat-i-Islami (Pakistan), 1999; Membangun Indonesia yang Demokratis dan Berkeadilan, 2000; Catatan Kritis dan Percikan Pemikiran Yusril Ihza Mahendra, 2001; Rekonsiliasi Tanpa Mengkhianati Reformasi: Versi Media Massa, 2004; 90 Menit Bersama Yusril Ihza Mahendra, 2012, dan; Tegakkan Keadilan dan Kepastian Hukum, 2013. (sed)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *