Politik

Survei KedaiKOPI: Akseptabilitas Susi Pudjiastuti Tertinggi, Elektabilitas Ahok Turun

 

 

Nusantarakini.com, Jakarta –

Di tengah hangatnya suhu politik menjelang pilgub DKI 2017, pamor Susi Pudjiastuti ternyata sudah meroket. Meskipun belum ada pihak yang mengajukan Menteri Kelautan dan Perikanan ini masuk dalam bursa pemilihan, namun akseptabilitas atau tingkat penerimaan Susi sudah menempati urutan pertama yakni 74,5 persen melibas Ahok yang hanya dapat 69,6 persen. Adapun nama baru lainnya yang juga memiliki akseptabilitas cukup tinggi adalah mantan Panglima TNI, Moeldoko sebesar 47,2 persen, dan wartawan senior, Teguh Santosa, sebesar 47,1 persen.

Urutan akseptabilitas versi Lembaga Survei KedaiKOPI adalah Susi Pudjiastuti, Basuki Tjahaja Purnama, Yusril Ihza, Sandiaga Uno, Djarot Syaiful Hidayat, M. Idrus, Moeldoko, Teguh Santosa, Adhyaksa Dault, Marco Kusumawijaya, Abraham Lunggana dan Ahmad Dhani.

Sedangkan urutan elektabilitas versi Lembaga Survei KedaiKOPI adalah Basuki Tjahaja Purnama, Yusril Ihza, Adhyaksa Dault, Sandiaga Uno, Susi Pudjiastuti, Abraham Lunggana, Ahmad Dhani, Moeldoko, Teguh Santosa, M Idrus, Djarot Syaiful Hidayat, dan Marco Kusumawijaya.

Hal ini seperti rilis hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) pada hari ini, Senin (25 April 2016) yang diterima redaksi Nusantarakini.com.

“Survei ini untuk memantau tren isu Pilgub Jakarta pasca pemanggilan Basuki Tjahaja Purnama sebagai saksi oleh KPK dan tren opini publik pasca tidak diberlakukannya 3 in 1 di Jakarta,” kata Hendri Satrio, Jubir KedaiKOPI.

Pemanggilan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa hari lalu berpengaruh terhadap elektabilitasnya sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta.

Survei yang dilakukan oleh Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai KOPI) menunjukkan penurunan tingkat keterpilihan Ahok setelah dirinya diperiksa terkait dugaan korupsi pembelian lahan RS Sumber Waras beberapa hari lalu.

Survei ini dilaksanakan pada tanggal 18-21 April 2016 dengan teknik wawancara tatap muka terhadap 40 kelurahan di 5 Kota di DKI Jakarta yang melibatkan 400 responden. Pemilihan sampel dilakukan secara acak dengan metode sampel acak bertingkat. Margin of error survei ini sebesar +/- 4,9% pada tingkat kepercayaan 95%.

“Elektabilitas Ahok pada Januari 2016 adalah 43,25%, pada Februari 2016 terjadi peningkatan menjadi 43,5%, Maret 2016 meningkat tajam menjadi 51,80% dan April 2016 pasca pemanggilan oleh KPK elektabilitasnya kembali melorot menjadi 45,50%,” kata Hendri.

Mayoritas responden berpendapat Ahok tidak terlibat kasus Rumah Sakit Sumber Waras (34,8%) dan kasus suap Reklamasi Pantai Utara Jakarta (36,5%). Sebanyak 68,3% reponden mengetahui pemanggilan Ahok oleh KPK yang berujung pada pendapat responden tentang keputusan responden dalam memilih Ahok dalam Pilgub Jakarta mendatang.

“Pasca pemanggilan Ahok oleh KPK, ada 34,5% responden menyatakan mantap memilih Basuki Tjahaja Purnama. Sementara 30% menyatakan ragu-ragu dan 16,5% menyatakan tidak akan memilih Basuki Tjahaja Purnama pada Pilgub Jakarta mendatang,” kata Hendri.

“Bila dibandingkan dengan Februari 2016 lalu, kepuasan publik terhadap kinerja petahana sedikit menurun dari 71,2% menjadi 68,5% yang berimbas pada ketidakpuasan yang sedikit meningkat dari 26,8% menjadi 28,5%,” lanjutnya. (*MC)
Foto: Antara

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top