Denny JA: PDIP dan KMP Bisa Kalahkan Ahok, Asal…

 

Nusantarakini.com, Jakarta –

Beberapa pimpinan partai, wartawan dan aktivis bertanya kepada Denny JA lebih detail. “Jika partai besar, PDIP + KMP bersatu dan maju dengan calon bersama, satu pasang saja, bisakah mereka mengalahkan Ahok?”

Denny JA menjawab, dengan pengalamannya membaca data survei dan sudah memenangkan 30 pilkada gubernur sejak 2005, cepat sekali dia menjawab, “sangat bisa karena saya membaca data! Tapi tentu dengan beberapa syarat”.

Bahkan katakanlah KMP dan PDIP tak bisa bersatu suara mengusung calon bersama, mereka tetap bisa bersatu di putaran kedua. Berbeda dengan pilkada daerah lain, DKI mensyaratkan pemenang pilkada haruslah minimal memperoleh dukungan 50 persen + 1. Demikian seloroh Denny JA.

Lebih lanjut  Denny mengatakan bahwa ada tiga hal mengapa mengalahkan Ahok di DKI tak sesulit seperti yang banyak orang kira. Pertama, siapapun yang melawan Ahok akan mendapatkan otomatis sekitar 35 persen suara populasi pemilih. Mereka pemilih yang militan melawan ahok karena alasan agama. Kedua, karena sudah ada 35 persen dukungan gratis, mengalahkan Ahok hanya butuh 16 persen dari sisa 65 persen populasi.

“Rahasia ini tak pernah diungkap oleh ahli survei manapun. Bahwa mengalahkan Ahok saat ini hanya masalah mengambil dukungan 16 persen dari 65 persen populasi yang tersisa”, demikian Denny menggarisbawahi.

Kemudian yang ketiga adalah, 30 persen suara yang diperebutkan itu tak tertarik dengan isu SARA. Mereka justru diraih dengan prinsip good governance.

Menurut Denny JA, kandidat yang ingin mengambil suara mereka harus mengerjakan dua hal sekaligus. Di satu sisi, menunjukkan bahwa dalam kinerja Ahok yang bagus tetap ada kelemahan dari sisi Good Governance. Isu yang sudah diangkat dan sudah berdentang di hati publik adalah: reklamasi pantai yang sarat korupsi, potensi korupsi pada pembelian tanah RS Waras, penggusuran yang kurang manusiawi, dan katakter Ahok yang memaki warga di publik.

Kemenangan PDIP + KMP atas Ahok di pilkada DKI juga akan menyelamatkam marwah partai dari eforia calon independen. Jika Ahok menang melalui jalur independen, warung partai di pilkada semakin sepi karena semakin banyak calon menggunakan jalur independen.

10 bulan adalah waktu yang panjang. Ahok masih mungkin menang jika PDIP dan KMP tak berjumpa calon yang kuat. Namun Ahok juga mungkin kalah karena perhitungan di atas, yang distimulasi oleh calon PDIP+ KMP yang kuat. Jadi PDIP+KMP harus kompak untuk bisa mengalahkan Ahok. Demikian menurut Denny JA. (*MC)

Diolah dari sumber: Denny JA, “Bisakah PDIP + KMP Kalahkan Ahok?”

Foto: rmolsulsel.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *