Pilih Amalya, Nurmawati Atau Ahmad Ali: Mencari Sosok Caleg Senayan dari Banggai Raya

Nusantarakini.com, Luwuk –

Pada pertarungan politik pileg senayan 17 April 2019 posisi Banggai Raya menjadi sangat strategis untuk mendulang suara. Dengan jumlah dpt pemilih di kabupaten Banggai 243.342, Banggai Kepulauan 73.422, dan Banggai Kepulauan 41.184 ada sekitar 357.948 suara yang akan di perebutkan.

Tidak heran para caleg Senayan (DPR RI) banyak yang menjadikan wilayah Banggai raya sebagai home base-nya. Dari yang caleg pendatang baru hingga incumbent berharap banyak bisa mendulang suara secara maksimal di wilayah ini.

Setidak ada tiga nama caleg senayan yang paling potensial akan mendulang suara besar dari wilayah Banggai raya. Yang pertama adalah Amelya Murad dari Gerindra yang dianggap paling mewakili suara Banggai Raya untuk DPR RI. Yang Kedua Ahmad M. Ali yang berasal dari Morowali dan saat ini incumbent dari Nasdem yang juga merupakan Bendahara Umum DPP Nasdem. Terakhir  adalah Nurmawati Bantilan, seorang incumbent senator Sulteng (DPD) 3 periode asal toli-toli, yang 2019 akan maju memakai Perahu Golkar.

Dari ketiga caleg Senayan ini siapakah yang paling layak mendapatkan suara dari masyarakat Banggai menjadi sebuah teka-teki yang akan terjawab di voting day nanti. Tapi setidaknya ada beberapa cara pandang yang bisa di pakai untuk melihat seberapa besar peluang ketiga caleg Senayan ini bisa mendulang suara maksimal di Banggai Raya.

Dari hasil pembicaraan di warkop seputaran Luwuk yang dengar penulis setidaknya ada beberapa variabel yang bisa dijadikan rujukan untuk menakar kemampuan caleg dalam mendulang suara. Salah satunya adalah kelebihan modal sosial yang dimiliki oleh ketiga caleg ini. Dari variabel ini dari Ahmad M. Ali dari Nasdem paling minim memiliki modal sosial di Banggai Raya. Beliau dianggap tidak memiliki ikatan yang kuat secara emosional dengan pemilih di Banggai Raya. Begitu juga dalam hal Kontribusi terhadap perkembangan Banggai Raya baik secara personal sebagai incumbent maupun dalam hal kepartaian.

Ahmad M. Ali selalu di dianggap sebagai wakil dari wilayah Morowali yang nota bene dari sisi jumlah pemilih jauh lebih sedikit di bandingkan Banggai Raya. Di Morowal sendiri beliau tidak memiliki basis pemilih yang kuat, ini terbukti dengan kekalahannya pada pilkada Morowali 2013 melawan incumbent Anwar Hafid yang hari ini maju juga sebagai caleg Senayan dari Demokrat, tentunya akan berpengaruh menggerus suara di wilayahnya sendiri.

Dalam hal kontribusi partai pada perhelatan pilkada Banggai Raya lalu (Banggai, Bangkep, Balut) Nasdem tidak menempatkan satu kadernya pun sebagai pemenang pilkada. Hanya saja pada pileg 2014 lalu beliau cukup terbantu dengan suara Banggai Raya untuk mengantarnya ke Senayan. Persoalanya, apakah sukses kala itu bisa diulang lagi, kita tunggu di voting day nanti.

Bagaimana dengan Nurmawati Bantilan yang sudah terbukti tiga periode menjadi senator (DPD) mewakili Sulteng di Senayan. Sebagai anak mantan Bupati Toli-Toli tentunya punya kelebihan dalam modal sosial. Meminjam nama besar orang tuanya di tunjang kedekatan patronase kekeluargaan dengan beberapa keluarga besar yang ada di Banggai Raya dianggap sebagai salah satu modal sosial yang harus diperhitungkan oleh lawan-lawannya. pengakuan bahwa berasal dari tanah yang sama (baca; babasal) di rasa cukup membangun ikatan emosional pemilih di Banggai Raya.

Meskipun demikian pemilih yang semakin hari semakin otonom dalam menentukan pilihan dan rasional tentunya harus menjadi pertimbangan agar lebih kerja keras untuk bisa merebut suara pemilih di Banggai Raya.

Terakhir adalah Amelya Murad pendatang baru yang dianggap paling mewakili Banggai Raya. Maju dari perahu Gerindra, Cencen nama panggilan yang dikenal masyarakat berasal dari Banggai Raya dan putri dari salah satu tokoh terpandang di Sulawesi tengah yang telah banyak berkontribusi khususnya di Banggai raya.

Kelebihan Modal sosial dari keluarga H.Murad Husain dianggap cukup berpengaruh dalam hal meraih simpati masyarakat baik popularitas dan elektabiltas. Banggai Raya yang sudah 10  tahun terakhir tidak memiliki  wakil di Senayan, bisa menjadi faktor penguat untuk mengkonsolidasi pemilih  yang ada di Banggai Raya untuk membangunkan ikatan emosional bersama tentang pentingnya wakil Banggai Raya di senayan. Dengan  jumlah DPT 350an ribu sudah seharusnya Banggai Raya memiliki wakilnya sendiri, sehingga kepentingan wilayah ini tidak ‘tumpul’ di pusat hanya karena tidak ada yang memperjuangkannya.

Kerinduan akan wakil di senayan yang berasal dari Banggai Raya menjadi pertimbangan kuat pemilih dalam menentukan masa depan wilayah ini 5 tahun kedepan. Cencen sebagai wakil Banggai Raya di senayan bisa menjadi kuda hitam mendulang suara di Banggai Raya (Banggai, Bangkep, dan Balut).

Selamat menentukan pilihan. Semoga pada pileg 2019 ini, masyarakat Banggai raya bisa memiliki wakil yang duduk di Senayan.

Penulis: Samsyu Rizal, pengamat politik lokal, alumni Universitas Samratulangi, Manado.