Kesehatan

Mengenal Mekanisme Pikiran Manusia Sebagai Fenomena Listrik

Nusantarakini.com, Jakarta –

Tak diragukan lagi bahwa mekanisme pikiran manusia persis seperti fenomena listrik. Listrik adalah suatu energi yang dapat dibuat dan dihasilkan dari alam, biasanya menghasilkan fenomena berupa percikan atau kilatan cahaya. Listrik sebenarnya sudah ada di dalam tubuh kita yang berfungsi memberikan sinyal pada sel-sel syaraf dan sel otot, listrik ini disebut Biolistrik. Untuk itu, sangat mungkin jika kita belajar elektrokinesis, suatu kemampuan mengendalikan listrik dengan kekuatan pikiran tanpa bantuan alat apapun.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian ini adalah listrik, magnet dan cahaya. Tiga hal ini saling terkait dalam fenomena listrikan. Untuk itu kamu juga harus dapat mengontrol ketiga energi ini supaya dapat mengasilkan listrik sesuai kehendakmu. Selain itu, muatan listrik, arus listrik dan elektromanetisme dari dalam tubuh harus dapat dikontrol dengan baik.

Sekarang lihatlah rangkaian listrik hingga menghasilkan daya. Rangkaian listrik adalah interkoneksi beberapa komponen listrik sehingga muatan listrik dibuat berpindah melalui jalur tertutup (rangkaian), biasanya digunakan untuk melakukan tujuan tertentu.

Komponen dalam rangkaian listrik dapat terdiri dari berbagai macam elemen seperti resistor, kapasitor, sakelar, transformatordan elektronika. Rangkaian listrik terdiri dari komponen aktif, biasanya semikonduktor, dan biasanya berjalan non-linear, membutuhkan analisis kompleks. Komponen listrik paling sederhana adalah komponen-komponen pasif dan linear: ketika mereka dapat menyimpan energi sementara, mereka tidak punya sumbernya, dan akan memperlihatkan respon linear jika diberi stimulus.

Otak dan Listrik Pikiran

Salah satu aktivitas otak yang paling dominan adalah munculnya sinyal-sinyal listrik. Setiap kali berpikir, otak bakal menghasikan sinyal-sinyal listrik. Bahkan sedang santai pun menghasilkan sinyal-sinyal listrik. Apalagi sedang tegang dan stress. Sinyal itu dihasilkan oleh sel-sel yang jumlahnya sekitar 100 miliar di dalam otak kita. Jadi, sebanyak bintang-bintang di sebuah galaksi.

Kalau kita lihat dalam kegelapan, miliaran sel itu memang seperti bintang-bintang yang sedang berkedip-kedip di angkasa. Setiap kali sel itu aktif, dia bakal berkedip menghasilkan sinyal listrik. Jika ada sekelompok sel yang aktif, maka sekelompok sel di bagian otak itu bakal menyala. Di sana dihasilkan gelombang dengan energi tertentu. Bahkan bisa dideteksi dari luar batok kepala dengan menggunakan alat pengukur gelombang otak, EEG atau MEG.

Dari aktifnya program-program yang tersimpan di inti sel otak. Setiap saat di otak kita muncul stimulasi-stimulasi yang menyebabkan aktifnya bagian otak tertentu. Misalnya, kita melihat mobil. Maka, bayangan mobil itu akan tertangkap oleh sel-sel retina mata kita, dan kemudian diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang dikirim ke otak kita. Sinyal-sinyal kiriman retina mata itu bakal mengaktifkan sejumlah sel yang bertanggung jawab terhadap proses penglihatan tersebut.

Demikian pula ketika kita membaui sesuatu. Aroma yang tertangkap oleh ujung-ujung saraf penciuman kita bakal dikirim sebagai sinyal-sinyal ke otak. Dan sinyal-sinyal itu lantas mengaktifkan sel-sel untuk membangkitkan sinyal-sinyal berikutnya. Bahkan dalam keadaan tidur, otak kita masih mengirimkan sinyal-sinyal untuk mengatur denyut jantung, pernafasan, suhu tubuh, hormon-hormon pertumbuhan, dan lain sebagainya.

Otak adalah generator sinyal-sinyal listrik yang saling terangkai menjadi kode-kode kehidupan. Jika kode-kode itu padam, maka orangnya pun meninggal. Karena, sudah tidak ada lagi aktivitas kelistrikan di sel otaknya. Berarti tidak ada lagi perintah-perintah untuk mempertahankan kehidupan.

Tidak hanya berhenti di otak, sinyal-sinyal listrik itu merambat ke mana-mana ke seluruh tubuh, lewat komando otak. Menghasilkan gerakan-gerakan atau perintah lain untuk kelangsungan hidup badan kita. Gerakan sinyal listrik tersebut memiliki kecepatan sekitar 120 m per detik. Jalur yang dilaluinya adalah ‘kabel-kabel’ saraf yang menyebar dalam sistem yang sangat kompleks.

Pengukuran kelistrikan saraf ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat (ENG) dan menghasilkan data kelistrikan yang disebut Elektro Neuro Gram. Sedangkan untuk pengukuran kelistrikan otak menghasilkan data berupa Elektro Ensefalogram (EEG)

Aktivitas Listrik Jantung

Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membrane sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik akibat adanya impuls listrik yang dibangkitkan oleh jantung sendiri: suatukemampuan yang disebut autorhytmicity. Sifat ini dimiliki oleh sel khusus ototjantung. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung, yaitu: sel kontraktil dan selotoritmik. Sel kontraktil melakukan kerja mekanis, yaitu memompa dan sel otoritmikmengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.

Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki potensial membrane istirahat yang mantap. Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membrane istirahat. Sel-sel ini memperlihatkan aktivitas pacemaker (picu jantung), berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membrane tersebut mencapai ambang tetap. Dengan demikian, potensial aksi secara berkala yang akan menyebar ke seluruh jantung dan menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui saraf.

Mekanisme yang mendasari depolarisasi lambat pada sel jantung penghantar khusus masih belum diketahui secara pasti. Di sel-sel otoritmik jantung, potensial membaran tidak menetap antara potensia-potensial aksi. Setelah suatu potensial aksi, membrane secara lambat mengalami depolarisasi atau bergeser ke ambang akibat inaktivitasi saluran K+. pada saat yang sama ketika sedikit K+ ke luar sel karena penurunan tekanan K+ dan Na+, yang permeabilitasnya tidak berubah, terus bocor masuk ke dalam sel. Akibatnya, bagian dalam secara perlahan menjadi kurang negative; yaitu membrane secara bertahap mengalai depolarisasi menuju ambang. Setelah ambang tercapai, dan saluran Ca++ terbuka, terjadilah influks Ca++ secara cepat, menimbulkan fase naik dari potensial aksi spontan. Fase saluran K+. inaktivitasi saluran-saluran ini setelah potensial aksi usai menimbulkan depolarisasi lambat berikutnya mencapai ambang.

Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut:
1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang vena kava superior.
2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.
3. Berkas HIS (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui seputum, melingkari ujung bilik ventrikel dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.
4. Serat Purkinje, serat-serta terminal halus yang berjalan dari berkas HIS dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.

Berbagai sel penghantar khusus memiliki kecepatan pembentukkan impuls spontan yang berlainan. Simpul SA memiliki kemampuan membentuk impuls spontan tercepat. Impuls ini disebarkan ke seluruh jantung dan menjadi penentu irama dasar kerja jantung, sehingga pada keadaan normal, simpul SA bertindak sebagai picu jantung. Jaringan penghantar khusus lainnya tidak dapat mencetuskan potensial aksi intriksiknya karena sel-sel ini sudah diaktifkan lebih dahulu oleh potensial aksi yang berasal dari simpul SA, sebelum sel-sel ini mampu mencapai ambang rangsangnya sendiri.
Urutan kemampuan pembentukkan potensial aksi berbagai susunan penghantar khusus jantung yaitu:
• Nodus SA (pemacu normal) : 60-80 kali per menit
• Nodus AV : 40-60 kali per menit
• Berkas His dan serat purkinje : 20-40 kali per menit

Walhasil dapatlah disimpulkan bahwa manusia dilengkapi arus listrik yang pengendaliannya terdapat dalam otak. Sedangkan otak itu sendiri juga penghasil listrik secara otomatis.

Memahami fenomena listrik akan membantu memahami manusia menjalankan pikiran dan tenaganya. Ingat, pikiran manusia bisa teradiasi lewat pikiran yang dihantarkan lewat ucapan, peragaan dan visualisasi. Di sinilah letaknya logika sihir dan hipnotis itu dapat bekerja.

Diramu dari berbagai sumber

Terpopuler

To Top