Introspeksi atas Berbagai Pembubaran Pengajian

Nusantarakini.com, Jakarta – 

Kita ini ummat yang satu, sudah sepatutnya menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan perselisihan, perpecahan, dan permusuhan. Sehingga membuat kita menjadi lemah, mudah diadu-domba, dijajah, dan hancur. Untuk itu mari hindari hal-hal berikut ini :

1. Mudah membid’ahkan perkara-perkara yang tidak sesuai dengan pendapatnya sendiri.

2. Menolak mentah-mentah demokrasi (meski sudah disaring dengan Islam sekalipun), Pancasila, UUD’45, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

3. Eksistensialis, merasa pihaknya paling tua, paling besar, paling benar, paling merah-putih, paling berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan dan paling menjaga NKRI.

4. Mengeluarkan Islam dari identitas aslinya dengan membuat definisi-definisi yang seolah-olah Islam itu bermacam-macam (tidak hanya satu), dengan menamakan dirinya dengan definisi tertentu, misal: Islam liberal, Islam nusantara, dsb. Serta memberikan stigma negatif pada pihak-pihak yang tidak mau menggunakan definisi yang mereka buat dengan memberi cap Islam arab (padahal Islam lahir pertama kali di Arab dan sejak awal mula itu sudah mengajarkan kedamaian), Islam radikal, dsb.

5. Menolak merujuk pada Qur’an, Sunnah.

6. Menolak merujuk ijma’ ulama, pendapat madzab yang empat, shalafus sholeh, maupun kholafus sholeh (padahal tidak mungkin Islam tiba-tiba langsung sampai pada kita tanpa diajarkan secara turun-temurun dari Rasululloh hingga ulama madzab hingga akhirnya sampai pada kita sekarang ini).

7. Tergesa-gesa dan kaku dalam berda’wah. Tidak mau dengan bijak memahami marhalah maupun fiqud da’wah.

Sudah seharusnya kita menghindari perselisihan dan perpecahan sesama ummat Islam. Jika kita berpecah-belah maka yang bersuka cita adalah pihak-pihak yang ingin merongrong Indonesia, kaum liberal, komunis, dan aliran-aliran menyimpang lainnya.

Kita ini umnat yang satu (ummatan wahidan), ummat Rasululloh Muhammad S.A.W.; Alloh telah memperingatkan kita untuk tidak berpecah-belah & bermusuh-musuhan, sebagaimana firman-Nya:

“Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali (agama) Allah secara berjama’ah (sebagai satu ummat Rasululloh Muhammad S.A.W.) dan janganlah kamu sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu maka kamu menjadi bersaudara sedangkan kamu (sebelumnya) di atas tepi jurang api neraka (akibat dari bermusuh-musuhan), maka Allah mendamaikan antara hati kamu. Demikianlah Allah menjelaskan ayat ayatnya agar kamu mendapat petunjuk” (Q.S. Ali Imron ayat 103)

واَعْتصِمُواْ بِحَبْلِ الله جَمِيْعًا وَلاَ تَفَـرَّقوُا وَاذْ كـُرُو نِعْمَتَ الله عَلَيْكُمْ إٍذْكُنْتُمْ أَعْـدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلـُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنْتُمْ عَلىَ شَفاَ خُـفْرَةٍ مِنَ النَّاِر فَأَنْقـَدَكُمْ مِنْهَا كَذَالِكَ يُبَبِّنُ اللهُ لَكُمْ اَيَاتِهِ لَعَلـَّكُمْ تَهْـتَدُونَ

*MA Fibrant, Cendekiawan Muslim Alumni 212 [mc]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *