Tausiah

Zakir Naik dan Tugas Murni Seorang Dai

Nusantarakini.com, Jakarta

Bagi yang jeli melihat cara Zakir Naik memperlakukan audiens non Muslimnya dalam berdialog, segera akan menyadari betapa Zakir Naik begitu peka soal keyakinan pribadi seseorang. Keyakinan pribadi harus ditangani secara langsung dan to the point. Tidak boleh diperantarai siapa pun.

Begitulah yang kita saksikan ketika Zakir Naik melarang berkali-kali orang yang berusaha membantu seorang penanya non Muslim untuk mengutarakan pertanyaannya kepada Zakir Naik. Kenapa? Karena ini menyangkut akidah perseorangan yang harus diperlakukan secara personal dan lamgsung, bukan diwakili. Hal tersebut supaya yang bersangkutan bertanggung jawab sendiri dengan persoalan pribadinya.

Perlakuan semacam ini sungguh terpuji dan merefleksikan kepekaan Zakir Naik terhadap persoalan sensitif manusia, yaitu persoalan akidah atau keyakinan.

Zakir Naik telah mengajari kita bagaimana seharusnya seorang dai bertanggungjawab penuh terhadap tugasnya.

Tugas seorang dai bukanlah untuk membimbing manusia supaya kaya, supaya terhibur dan supaya sukses secara materi. Tugas seorang dai adalah membimbing manusia ke jalan Allah.

Jalan Allah ini tidaklah mudah menggapainya. Seringkali kita salah pengertian tentang jalan Allah.

Jalan Allah adalah jalan hidup menurut ketentuan dan garis yang Allah terangkan melalui Al-Qur’an.

Membandingkan gaya Zakir Naik dengan ustadz-ustadz populer di tv nasional, terpampang nyata betapa sesatnya cara perlakuan ustadz-ustadz tersebut terhadap tugas seorang dai.

Para ustadz populer tersebut hanya sekedar penghibur yang melayani hasrat dangkal berbalut agama saja. Tidak ada kesan sama sekali untuk menuntun secara bertanggung jawab agar manusia terpandu ke jalan Allah. Mereka hanya show belaka yang melenakan dan memperlakukan agama bagaikan senda-gurau dan main-main.

Bagaimana mungkin manusia dapat mendekat ke jalan Allah kalau seorang ustadz memperlakukan agama bagaikan alat penghibur dalam ceramahnya.

Kedatangan Zakir Naik harusnya menjadi teguran buat para dai-dai lucu-lucuan dan selekasnya bertobat karena telah menempuh jalan yang salah memperkenalkan Islam kepada manusia di Indonesia. (sed)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top