175 Juta Dollar Mengalir Ke Cina Oleh Konglomerat Sinar Mas, Kenapa?

Nusantarakini.com, Jakarta

Pendiri Sinar Mas datang ke Indonesia boleh dikata cuma bawa badan. Tapi kenapa tiba-tiba menjelma jadi Dewa Duit Asia Tenggara?

Oei Ok Tjhong alias Eka Cipta Wijaya setelah kaya raya di Indonesia, lalu menanam modal di Cina. Eka Cipta pemilik Sinar Mas ini, membeli 55 persen perusahaan kertas milik pemerintah di Ling Po.

Eka Cipta dan Sinar Mas juga mengambil alih 101 BUMN Cina. Kantor Sinar Mas di Hongkong yang menangani pengambil-alihan ini. Namun, Eka Cipta di Cina tidak mengibarkan bendera Sinar Mas Group. Melainkan melalui putranya, Oei Hong Leong yang berwarganegara Singapura, mengibabarkan bendera: China Strategic Investment (CSI) yang berbasis di Hongkong.

Maret 1993 misalnya, CSI menanamkan 175 juta dolar AS untuk konsesi 50 tahun menjalankan 101 perusahaan BUMN di Dalian, Timur Laut Cina. Suatu kesepakatan bisnis terbesar dalam menangani perusahaan BUMN yang pernah dilakukan oleh perusahaan Hongkong.

Cerita tentang Mochtar Riyadi dan LIPPO Group, juga tak kalah menarik sepak-terjangnya di Cina. Lippo bekerjasama dengan mitra lokal, menanam modal sebesar 11,85 juta dolar Hongkong di Fujian.

Rupanya, Fujian juga merupakan tanah leluhurnya Mochtar Riyadi. Mochtar Riyadi yang nama aslinya adalah Li Wen-zheng ini, melalui Lippo membangun berbagai infrastruktur seperti jalan, pelabuan, bandara dan perumahan. Proyek-proyek ini dibangun di kota Fuzhou, ibukota propinsi Fujian.

Berita Asian Business edisi April 1993 mewartakan, bersama investor Taiwan, Lippo menggarap proyek di pulau Mei Zhou. Dengan porsi 60 persen saham. Patungan ini membangun kawasan peristirahatan mewah. Tahap pertamanya memakan biaya sekitar 40 juta dolar AS. (sar)

diolah dari GFI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *