Nusantarakini.com, Jakarta –
Nama besar CSIS sebagai pusat ahli rekayasa politik tidak berpengaruh sedikit pun bagi warga Tanah Abang 4 dan 3. Buktinya sebuah mesjid di sekitar tanah abang 4 memampangkan spanduk melawan para pendukung Ahok.
Sementara bukan rahasia lagi, CSIS yang bermarkas di Tanah Abang 3 merupakan penyokong Ahok dan merupakan promotor kampanye pluralisme.
Tapi ternyata bagi masyarakat sekitar, pamor CSIS yang banyak berisi orang-orang terkenal itu tidak dihiraukan sama sekali. Bahkan warga di sekitar tersebut tidak kenal dengan CSIS. Ini membuktikan keberadaan CSIS tidak memiliki arti bagi warga di sekitar.
Terpampangnya spanduk yang mengumumkan tidak menyolatkan orang-orang munafik memberi pesan bahwa misi CSIS gagal di lingkungannya sendiri.
Dan spanduk ini melambangkan perlawanan masyarakat kecil terhadap keangkuhan Ahok yang selama ini boros berkata kasar dan tidak menyenangkan bagi adat istiadat ketimuran.
Bagi sebagian orang mungkin aksi pasang spanduk di mesjid-mesjid yang menyerang pendukung Ahok yang dituding sebagai munafik, merupakan hal yang disayangkan. Namun sepatutnya aksi warga ini dicermati lebih dalam bahwa aksi semacam ini merupakan sinyal bahwa keadilan telah macet di negeri ini.
Justru yang dihawatirkan adalah sikap pemerintah yang cuek dengan perasaan warga yang makin dalam kekecewaannya terhadap situasi sosial politik yang tidak adil kepada mereka. (sdf)
