Nusantarakini.com, Jakarta –
Sejak Luhut Panjaitan, menteri terpentingnya Jokowi mengeluarkan pernyataan, “kami tahu apa yang kami lakukan”, beberapa peristiwa agaknya memiliki kaitan dengan nada kalimat reaktif tersebut.
Hari ini, suami Sylvia Murni, cawagub besutan Demokrat akan diperiksa terkait aliran dana dugaan makar. Tentu ini akan dengan otomatis memukul moral Agus-Silvia secara telak. Terbukti bersalah atau tidak, tapi yang jelas pemeriksaan terhadap suami Silvia Murni tersebut sama saja mendiskreditkan secara telak pasangan yang dipandang anti tesa Ahok-Jarot ini. Apakah ini sebuah pesan bahwa serangan akan dilancarkan kepada siapa pun yang menghalangi agenda yang lagi megang negara.
Sebelumnya, sekonyong-konyong saja PMKRI melaporkan Habib Rizieq, suatu gejala yang benar-benar baru dalam langgam gerakan PMKRI selama ini. Bagi banyak orang, tindakan ini juga bagian dari serangan terkordinasi. Banyak orang menyayangkan tindakan salah satu elemen kelompok Cipayung ini.
Pada moment yang sama, Bupati Cimahi yang dikaitkan dengan PKS, ditindak PKS. Penangkapan wanita berjilbab ini menciptakan opini bahwa Muslimah pejabat juga korup.
Sementara itu, Ketua GNPF, Bachtiar Nasir juga dibidik dengan isu bantuan kepada pengungsi Suriah yang dihubung-huhungkan dengan terorisme. Sedangkan pengusaha bus NPM dari Padang yang mengangkut jamaah untuk aksi 212, juga digaruk lewat pasal makar.
Di dunia medsos sendiri, ada seseorang yang melancarkan serangan teologis pseudo intelektual akan pernyataan Habib Rizieq tentang anak Tuhan yang menyerempet keyakinan kalam kaum Kristiani. Tampaknya sang penulis yang tak beridentitas itu mengambil front di wilayah teologis pseudo intelektual. Harapan dia, orang dapat memahami dan akhirnya menyetujui keyakinan teologis kaum Kristiani. Jika memahami, tidak masalah. Tapi jika digiring menyetujui, itu suatu yang tak dapat disetujui.
Dari semua peristiwa-peristiwa itu, ketika dihubungkan dengan pernyataan menteri Luhut tersebut, orang dengan cepat terangguk-angguh sambil bergumam: inikah yang dia maksud “kami tahu apa yang kami lakukan”. (sed)