Nusantarakini.com, Jakarta-
PENGANGGURAN DI INDONESIA MENINGKAT MENJELANG TUTUP TAHUN 2016;
Oleh Sigid Kusumowidagdo
Trading Economic lembaga riset dan penerbit ekonomi yang berpusat di New York dan Lisbon yang menghimpun 300,000 data dari 196 negara telah mengeluarkan data tingkat pengangguran di indonesia. Di Kuartal 3 (september 2016) pengangguran di Indonesia meningkat menjadi 5,61 % dari 5,50 % di kuartal 2 (Juni 2016). Persentase pengangguran itu dihitung dari jumlah tenaga kerja di indonesia. Jika dihitung dari periode jangka panjang 1982 sampai 2016 kumulatif yang menganggur bertambah 2,24 juta orang rasio pengangguran menjadi (job less rate)6,18 % naik dari 6.12 %.
1. Bonus demografi
Negara yang penduduk mayoritas pada umur antara 15 tahun dan
29 tahun ,umur produktif maka negara itu memiliki bonus demografi yang jika jika dipekerjakan secara penuh dalam waktu yang panjang akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan mempercepat negara itu masuk tingkat negara maju. Jika tingkat penganguran tinggi dan terus meningkat seperi saat ini Indonesia tidak akan bisa memanfaatkan bonus demografi seperti halnya Argentina,Brazil,India yang belum mencapai tingkat negara maju, walaupun sudah lama menjadi negara merdeka.
2. Resiko bagi negara dengan tingkat pengangguran tinggi.
Pengalaman negara dengan tingkat pengangguran tinggi dalam waktu lama adalah antar lain:
a. Instabilitas Politik;
Akan ada desakan-desakan terhadap pemerintah untuk memberi pekerjaan dan akan menjadi isu politik jika negara tidak mampu menyediakan lapangan kerja
2. Kriminalitas meningkat;
Setiap orang yang harus menghidupi keluarganya bisa terdorong untuk melakukan apa saja di luar hukum` Jika terpaksa korupsi, merampok, membunuh dsb.
3. Meningkatnya kelakuan menyimpang (mental illness);
Bagi mereka yang tidak kuat menghadapi masa pengangguran dalam masa panjang sikap tingkah laku menyimpang bisa muncul (mental illness) melanggar nilai-nilai etika dan tingkah laku anti sosial.
4. Solusi bagi negara;
Pengangguran terjadi karena penutupan industri/bisnis atau pengurangan produksi ,turunnya lapangan kerja karena perdagangan ekspor-impor merosot, pemerintah harus mengurangi beban biaya berusaha. Pemerintah baru Donald Trump di AS sebagai contoh akan mengurangi pajak perusahaan (corporate tax) agar bisnis meningkat dan lapangan kerja bertambah,menaikkan pajak impor, hambatan administratif untuk mengurangi impor.
Meningkatkan daya tarik bagi modal untuk masuk dengan meningkatkan bunga bank referensi untuk mendoroing memasukkan dana dari luar negeri.
Dalam kondisi sekatang Indonesia dengan tingkat penganguran tinggi, wajar jika rakyat kuatir akan banyaknya tenaga kerja buruh semi trampil dari China dan masuknya produk impor yang bisa dibuat orang Indonesia sendiri seperti pacul. Pengadaan lapangan kerja harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah dengan tindakan-tindakan nyata. (mc)