Nusantarakini.com, Jakarta. Suasana politik menjelang Pilkada DKI semakin panas. Berbagai pernyataan yang sebenarnya bersifat umum, kini bisa ditafsirkan bermacam-macam. Demikian juga dengan pernyataan yang sempat dilontarkan oleh Ketua PB NU, KH.Said Aqil Siradj tentang kriteria pemimpin Non-Muslim yang adil jauh lebih baik daripada pemimpin Muslim tapi dholim.
Pernyataan KH. Said Aqil Siradj ini dilontarkan pada saat beliau berbicara di acara Hari Pekerja Pertanian NU di hotel Akasia. Pernyataan ini sempat menjadi polemik di masyarakat. Sebagian pihak bisa memahami apa yang dimaksudkan oleh KH.Said Aqil Siraj, namun sebagian lagi mengatakan tidak menyetujui pernyataan tersebut.
Untuk meluruskan pernyataan tersebut dan supaya tidak disalah tafsirkan oleh pihak tertentu, KH.Said Aqil Siraj membuat klarifikasi melalui video yang diunggah ke youtube. Dalam video ini beluau memaparkan secara jelas apa yang ia maksudkan.
Satu hal yang ia tegaskan dalam klarifikasi ini adalah bahwa hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan pencalonan Ahok pada PIlkada DKI 2017 ini. Pernyataan ini bersifat umum.
KH.Said Aqil Siradj mengungkapkan bahwa apa yang disampaikannya tersebut adalah berlandaskan dari perkataan ulama besar Ibnu Taimiyah. KH.Said Aqil Siradj pun membacakan teks langsung ucapan Ibnu Taimiyah. Berikut ini adalah teks langsung pendapat Ibnu Taimiyah:
“Persoalan manusia atau masyarakat itu bisa tegak dengan baik di dunia ini hanya dengan keadilan. Yang boleh jadi, keadilan pemerintah yang menegakkan keadilan itu, dia melakukan dosa, seperti non-Muslim, itu akan lebih tegak. Dari pada orang yang dalam hal agama tidak melakukan dosa tapi dholim. Sesungguhnya Allah akan memperkuat negara yang adil walau negara itu dipimpin oleh seorang non Muslim, kafir. Dan Allah tidak akan melanggengkan atau memperkuat negara dholim walau dipimpin oleh orang-orang yang Islam. Dunia ini bisa langgeng, bisa tegak dengan keadilan dan kekufuran. Dan tidak akan langgeng dengan kedholiman dan Islam”
“Nabi bersabda ,Tidak ada dosa yang oleh Allah cepat disiksa di dunia ini, dua dosa yang paling cepat, pertama kedholiman, kedua memutus silaturahim. Maka orang yang dholim akan dihancurkan di dunia oleh Allah, walaupun orang itu nanti di aherat diampuni masuk sorga karena dia Islam. Tapi karena dia jadi pemimpin dholim akan mendapatkan ancaman, sanki dari Allah di dunia ini. Kenapa demikian? Karena itu adalah aturan, sistem segala sesuatu. Maka apabila dunia ini diatuar dengan keadilan maka dunia akan tegak. Walaupun pemerintahanya karena dia bukan muslim, di akherat tidak dapat pahala. Dan ketika dunia ini tidak diatur dengan keadilan maka dunia ini tidak akan tegak, akan hancur. Walaupun si penguasa ini nanti di akherat, kerena ia punya iman, akan mendapat pahala dari imanya. Tapi di dunia ketika dia memimpin pemerintahan dengan dholim, walaupun muslim, akan hancur. Walaupun di aherat akan mendapatkan pahala imannya. Tapi pemimpin non Muslim yang adil akan dapat melanggengkan/memperkuat pemerintahanya walaupun di aherat dia tidak mendapat pahala karena dia tidak mukmin tidak beriman”.
Demikian sepenggal cuplikan penjelasan dari KH.Said Agil Siraj. Lebih lengkapnya silahkan tonton video lengkapnya.