Nusantarakini.com, Jakarta-
Gebrakan beberapa kelompok masyarakat dan ormas-ormas yang mendorong Walikota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) untuk maju melawan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI 2017 nampaknya tak terbendung lagi. Sebelumnya sudah dideklarasikan beberapa ormas yang siap menyokong Risma. Seperti Gerak Indonesia, BARIS, TAMARIS, dan seterusnya.
Kelompok masyarakat yang berasal dari Kali Anyar, Tambora, Jakarta Barat, pada Rabu (29/6) kemarin juga mendeklarasikan SIMETRIS (Siap Mendukung Risma) untuk mendukung Walikota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) maju melawan Ahok di Pilgub DKI 2017.
Mereka yakin Risma akan menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017 – 2022 untuk mewujudkan Jakarta Baru yang dicita-citakan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Koordinator Simetris, Parjono menegaskan pihaknya telah bosan dengan tontonan arogansi kekuasaan. Ia mengaku bahwa rakyat saat ini telah sadar untuk menolak setiap penindasan kepemimpinan Ahok.
“Kami ingin pemimpin alternatif, pemimpin yang tidak sekadar cakap dalam menata pemerintahan dan birokrasi tetapi lebih dari itu. Ia juga harus bersedia untuk berpihak pada rakyat miskin, mau mendengarkan suara rakyatnya, dan bersedia bekerja sama dengan rakyat,” pekik Parjono mendeklarasikan Simetris, Rabu (29/6/2016).
Parjono kembali menyatakan bahwa pihaknya akan siap memberi dukungan kepada kader PDI Perjuangan itu. SIMETRIS tidak ingin berharap lagi pada pemimpin yang telah mempertontonkan arogansi kekuasaannya, yang dengan pongahnya meminggirkan dari ruang demokrasi. “Kami tak mau Gubernur tukang gusur,” kata dia.
Sementara itu, menurut Agus, warga Kali Anyar mengatakan bahwa warga sudah tidak mau dipimpin Ahok lagi. Menurut dia, Ahok terlalu arogan sebagai pemimpin.
“Ahok merupakan Gubernur pertama yang ditolak warganya, di Jakbar, Jakut, dan tempat-tempat lainnya,” terang Agus.
Lebih lanjut Agus melihat sosok Risma merupakan sosok pemimpin idaman karena kesederhanaan dan ketegasannya. Dan tanpa kekerasan mampu mengatasi perbagai permasalahan yang ada.
“Di Jakarta Ahok menggusur kampung nelayan, dan di Surabaya Bu Risma memperbaiki dan membenahi kampung Nelayan,” katanya.
Lebih lanjut Agus membandingkan keduanya, “Kalau di Jakarta Ahok menggusur Kalijodo dengan kearogannya, Bu Risma di Surabaya justru merubah Dolly menjadi kawasan produktif,” terang Agus dengan penuh semangat.
“Kami siap mensukseskan Risma menjadi DKI 1,” pungkasnya.(*mc/foto: WignyoPras/okezone)