Nusantarakini.com, Jamaica Hills –
Situasi semakin berat dan memburuk bagi Saudara-Saudara kita di Gaza dan Palestina secara umum. Dua juta lebih penduduk Gaza dalam hari-hari ini tidak minum, makan dan tidak ada akses listrik. Walau mereka militan dan memiliki semangat tinggi, namun mereka manusia yang pasti punya keterbatasan.
Belum lagi pemboman yang membabi buta, bahkan dengan terbuka menarget tempat-tempat perumahan, rumah sakit bahkan rumah ibadah (Masjid dan gereja). Tentu dengan lagu usang: “civilians dijadikan tameng oleh mereka”. Bahkan gereja dan rumah sakitpun dituduh menjadi tempat persembunyian hamas dan harus dihancurkan.
Sementara bantuan makanan dan obat-obatan untuk puluhan ribu warga dan anak-anak masih terbatas. Jalan masuk Gaza dari Rafah semua hancur oleh rudal Israel. Maka perlu diperbaiki sebelum memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Dalam beberapa hari ini diperkirakan akan ada serangan darat dari pasukan Israel. Rencana ini pastinya akan menelan banyak korban. Apalagi saat ini fasilitas militer Israel semakin kuat dengan bantuan militer Amerika.
Kesimpulannya situasi semakin mencekam dan memburuk. Hanya Allah tempat bersandar dan memohon pertolongan. Tentu hal ini menjaidkan kita semua harus berbuat pada kapasitas kita masing-masing. Diam dan tidak melakukan sesuatu adalah bagian dari kezholiman dan kejahatan (complicit).
Berikut ini tujuh hal yang anda bisa lakukan untuk membantu Palestina:
Satu, terus tingkatkan rasa solidaritas dan semangat dukungan. Jangan pernah pudar apalagi putus asa. Ada upaya-upaya untuk menjadikan umat ini memutuskan rasa solidaritas kepada bangsa Palestina. Salah satu propaganda saat ini adalah meng-ISIS-kan Hamas. Sehingga mendukung Palestina berarti mendukung Hamas. Dan mendukung Hamas berarti mendukung teroris.
Dua, terus tingkatkan pemahaman tentang konflik dan didik orang-orang di sekitar anda tentang konflik ini. Peperangan terbesar adalah peperangan imej dan persepsi. Dan media memiliki kekuatan narasi untuk menentukan imej dan persepsi yang terbangun. Karenanya didiklah diri anda dan orang-orang di sekitar anda tentang tabiat (the nature) dari konflik ini.
Tiga, terus lakukan “public pressure” (tekanan publik) kepada pemerintah agar mengambil jalan kebijakan yang adil. Palestina tidak memerlukan keberpihakan dari siapapun. Yang diinginkan hanya sikap adil dan fairness. Pemerintah khususnya di dunia Barat sangat berpihak, bahkan mempertontonkan kebijakan yang memalukan akal sehat. Anda punya hak untuk menekan pemerintah karena itu hak demokrasi.
Empat, terus bangun relasi (networking building) dengan semua orang yang memilki pandangan yang sama (like minded). Masih banyak saudara, sahabat di sekitar kita yang punya nurani dan akal sehat. Bahkan dari kalangan masyarakat Yahudi sekalipun. Dunia kita adalah dunia interconnected. Kita perlu membangun jaringan dan kerjasama.
Lima, terus berpegang teguh pada posisi anda. Memihak kepada kebenaran dan keadilan. Terlalu keras tekanan sekarang ini dari pihak-pihak tertentu agar anda meninggalkan nurani dan akal sehat. Dengan segala cara anda diajak untuk bergabung dengan kezholiman terhadap mereka yang mustadh’afina, bangsa Palestina. Kita perlu istiqamah di jalan kebenaran dan keadilan.
Enam, teruslah berupaya membantu lewat jalur kemanusiaan. Masanya jihad bil maal melalui organisasi-organisasi yang kredibel dan dipercaya. Satu dolar bagi anda yang di Amerika tidak ada apanya. Tapi bagi saudara kita di Palestina khususnya Gaza itu kehidupan. Teruslah berbuat baik.
Tujuh, teruslah doakan dan teruslah optimis. Kalau saja kita kalkulasi kekuatan dengan kalkulasi rasionalitas kita pastinya tidak ada harapan untuk menang. Tapi cara pandang kita bukan cara pandang biasa. Ada cara pandang yang luar biasa. Dengan doa dan optimisme, kekuatan langit tak akan pernah berakhir dengan kekalahan. Doa yang ikhlas dan penuh keyakinan pasti dikabulkan.
Semoga Allah memudahkan, menguatkan dan memberikan “nushroh” kepada saudara-saudara kita di Palestina. “Sesungguhnya Allah tidak pernah ingkar janji”. InsyaAllah! [mc]
Jamaica Hills, 22 Oktober 2013.
*Utteng Al-Kajangi, Diaspora Indonesia di Amerika.